Suara.com - Gempa susulan masih sering terjadi pasca guncangan bermagnitudo 7,4 yang menggetarkan Kota Kahramanmara, Turki pada Senin (6/2/2023) dini hari waktu setempat.
Hal itu diungkap Hammam Ishthifaulloh, mahasiswa semester enam asal Semarang, Jawa Tengah yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Kahramanmara Sütçü mam, Kahramanmara, Turki.
Dia mengaku hingga Selasa (7/2/2023), warga di kotanya tinggal masih merasakan gempa susulan dengan guncangan yang cukup kuat.
"Kalau yang agak keras gempa susulannya sekitar empat hingga lima kali-an," kata Hammam saat dihubungi Suara.com pada Selasa (7/2/2023).
Baca Juga: Di Balik Tragedi Gempa Dahsyat Turki, Ternyata Ini Penyebabnya
Sementara guncangan dengan kekuatan yang cukup ringan tidak terhitung intensitasnya.
"Gempa susulan yang kecil enggak kehitung. Sampai sekarang pun masih suka terjadi gempa kecilnya," kata Hammam.
Akibat gempa yang terjadi, dia bersama sekitar 40 mahasiswa asal Indonesia harus mengungsi sementara di kampusnya. Sedangkan sekitar 12 mahasiswa lainnya berada di Subat Stadium.
Berdasarkan informasi yang diterima Hammam, tidak ada mahasiswa Indonesia yang menjadi korban di Kota Kahramanmara.
Mereka hingga Selasa (7/2) pukul 16.24 waktu setempat, masih menunggu proses evakuasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki, untuk selanjutnya di evakuasi ke Ankara, ibu kota Turki.
Baca Juga: Sempat Dikabarkan Tertimbun Reruntuhan Gempa Turki, Gelandang Timnas Ghana Ditemukan Selamat
Sementara itu dilaporkan, akibat gempa yang terjadi di 10 provinsi Turki mengakibatkan 2.379 korban meninggal dunia dan 14.483 korban mengalami luka-luka.