Suara.com - Kasus korupsi dan penggelapan dana yang melibatkan beberapa perusahaan asuransi dan koperasi simpan pinjam (KSP) di Indonesia semakin memprihatinkan.
Terbaru, dua tersangka kasus penggelapan dana nasabah Indosurya pun divonis bebas oleh hakim dan menimbulkan protes dari masyarakat. Pasalnya, kasus yang merugikan negara hingga triliyunan rupiah ini jelas merugikan para nasabah juga.
Tak hanya itu, kasus korupsi Jiwasraya sebesar Rp 23 T tersebut juga menyebabkan banyak nasabah harus menelan pil pahit karena uang mereka yang lenyap.
Kasus Jiwasraya ini juga diungkap oleh Presiden Jokowi saat menghadiri acara Pertemuan Industri Jasa Keuangan, Senin (6/2/2023) kemarin.
Baca Juga: Isu Tiga Periode, Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin Gencar Ajak Masyarakat Gotong Royong
Jokowi pun mengungkap beberapa poin "berat" atas kasus korupsi yang dilakukan kebanyakan jasa keuangan atau asuransi tersebut. Simak inilah 5 poin berat Jokowi dalam kasus Jiwasraya.
1. OJK diberi tugas "berat"
Dalam kasus korupsi jasa keuangan ini, peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentu sangat dibutuhkan. Hal inilah yang membuat Jokowi menitikberatkan kasus Jiwasraya dan KSP lainnya kepada OJK.
"Kalau sudah kehilangan itu (kepercayaan) sulit membangun, sulit membangun itu kembali. Saya yakin OJK yang sekarang, bisa,” ungkap Jokowi.
Menurutnya, kepercayaan masyarakat terhadap OJK harus selalu ditingkatkan karena OJK-lah perwakilan pemerintah sebagai lembaga pengawas aktivitas para perusahaan jasa keuangan di Indonesia.
Baca Juga: Kejanggalan Kasus Indosurya, Ketika Orang Kaya Pancing Murka Jokowi
2. Ungkap curhatan nasabah
Tak hanya itu, Jokowi pun mengungkap beberapa kali bertemu nasabah KSP Jiwasraya yang mengadu kepadanya karena kehilangan uang sejak kasus korupsi terkuak.
Banyak orang yang ia temui dan mengaku hingga kehilangan pekerjaan karena uang yang diinvestasikan di KSP tersebut tak mampu lagi menutupi kebutuhan. Curhatan nasabah KSP ini pun menjadi perhatian pemerintah untuk segera diusut.
3. Jokowi ungkap rakyat butuh uang
Jokowi pun mengungkap bahwa para nasabah yang ditemuinya kebanyakan menangis karena kehilangan uang dari kasus sirupsi tersebut.
"Yang nangis itu rakyat. Rakyat itu hanya minta satu sebetulnya, duit saya balik, uang saya balik, karena waktu saya ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis ceritanya juga kena itu," kata Jokowi.
4. Minta masyarakat dilindungi
Jokowi juga mengungkap bahwa ia meminta para lembaga terkait untuk benar-benar mengetahui aktivitas setiap lembaga jasa keuangan sehingga tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban.
Ia pun mengungkap bahwa masyarakat harusnya dilindungi dari kejadian semacam ini.
5. Minta semua urusan asuransi dan investasi diperhatikan
Ia pun juga mengaku bahwa kasus korupsi jasa keuangan ini sudah begitu "hapal" baginya.
"Saya minta betul-betul urusan asuransi utamanya pinjaman online, investasi, dilihat betul. Jangan sampai kejadian-kejadian yang sudah-sudah, Asabri, Jiwasraya Rp 17 triliun, Rp 23 triliun. Ada lagi Indosurya, ada lagi Wahana Artha. Sampai hapal saya itu," tutup Jokowi.
Kontributor : Dea Nabila