Suara.com - Kabar duka datang dari Turki dan Suriah. Sebuah gempa dahsyat berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang dua negara tersebut pada pukul 04.17 dini hari waktu setempat atau atau 08.17 WIB pada Senin (6/2/2023).
Akibat gempa tersebut, sedikitnya 3 ribu orang menjadi korban. Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah. Selain itu, dilaporkan bahwa ribuan bangunan roboh dan rusak parah akibat diterjang gempa tersebut.
Seperti apa gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah itu? Berikut deretan faktanya.
Peneliti asal Belanda sudah beri peringatan
Tiga hari sebelum gempa dahsyat tersebut menerjang, seorang peneliti asal Belanda bernama Frank Hoogerbeets telah memberikan prediksi. Prediksi tersebut tertuang dalam cuitan Frank dalam akun Twitternya @hogrbe pada 3 Februari 2023.
“Cepat atau lambat akan ada ~M 7,5 #gempa bumi di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Libanon)," cuit Frank.
Adapun Frank adalah seorang peneliti di Solar System Geometry Survey (SSGEOS) yang berbasis di Belanda.
Diklaim gempa terbesar sepanjang sejarah
DIkutip dari kantor berita AFP pada Senin (6/2/2023), disebutkan bahwa gempa itu diklaim sebagai gempa terbesar sepanjang sejarah Turki.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Nasional Suriah, Raed Ahmed yang menyatakan bahwa menurut sejarah, gempa bumi di Turki dan Suriah tersebut merupakan gempa terbesar yang tercatat dalam sejarah pusat gempa.
Sempat muncul peringatan tsunami
Setelah gempa besar tersebut mengguncang Turki dan Suriah, pihak otoritas Italia sempat merilis peringatan tsunami. Peringatan tersebut dikeluarkan oleh Pusat Peringatan Ingv (CAT Departemen Perlindungan Sipil Italia.
“Telah mengeluarkan peringatan untuk kemungkinan gelombang tsunami tiba di pantai Italia menyusul gempa berkekuatan Magnitudo 7,9 dengan pusat gempa di antara Turki dan Suriah pukul 02.17 waktu setempat," demikian bunyi pernyataan otoritas Italia.
"Disarankan untuk menjauhi area-area pesisir, untuk mencapai daerah-daerah terdekat yang lebih tinggi dan untuk mematuhi indikasi dari otoritas setempat," sambung pernyataan itu.
Ribuan orang tewas
Data terbaru dari pihak berwenang setempat, jumlah korban tewas dalam gempa Turki dan Suriah pada Selasa (7/2/2023), lebih dari 3.823 orang.
Angka itu melebihi jumlah jumlah korban gempa Turki terdahsyat yang terjadi dalam100 tahun terakhir, yakni 2.379 orang meninggal dunia dan 14.500 orang terluka.
3 WNI ikut jadi korban
Diantara ribuan orang yang menjadi korban gempa Turki dan Suriah magnitude 7,8, terdapat tiga orang warga negara Indonesia (WNI). Hal itu disampaikan oleh Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha.
Menurut dia, 3 WNI tersebut hanya mengalami luka-luka, tidak meninggal dunia.
"Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia," ujar Judha dalam keterangan tertulisnya.
Turki berkabung selama sepekan
Dahsyatnya gempa yang menerjang negaranya, pemerintah Turki mendeklarasikan masa berkabung selama sepekan.
Adapun masa berkabung tersebut ditetapkan sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban dan keluarganya yang tengah berduka.
Turki minta bantuan Internasional
Besarnya dampak yang ditimbulkan akibat gempa tersebut, pihak otoritas Turki mengumumkan ‘alarm level 4’ yang merupakan pernyataan bahwa mereka membutuhkan bantuan internasional.
Meski begitu, anggota penyelamat, warga dan para relawan di negara tersebut hingga kini masih terus berupaya untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka dalam gempa tersebut.
Kontributor : Damayanti Kahyangan