Suara.com - Dua terdakwa kasus Tragedi Kanjuruhan, Suko Sutrisno dan Abdul Haris dituntut 6 tahun 8 bulan penjara dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (3/2/2023).
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Suko Sutrisno selama 6 tahun 8 bulan," kata Jaksa Penuntut Umum Hari Basuki saat membacakan tuntutan.
Selain itu, JPU juga menuntut hukuman yang sama kepada terdakwa Abdul Haris atas insiden yang mengakibatkan 135 nyawa melayang.
JPU menyatakan bahwa kesalahan dan kealpaan dua terdakwa mengakibatkan matinya orang lain dan karena kealpaannya, dua terdakwa mengakibatkan orang lain menderita luka berat, serta orang lain menderita luka-luka.
Baca Juga: Tak Jadi Luntang-luntung, Singo Edan Sementara Bisa Berkandang di Stadion PTIK Jakarta
"Sehingga korban menderita dan terhalang untuk menjalankan mata pencaharian selama waktu tertentu," ujar JPU.
Hari Basuki mengatakan terdakwa didakwa pertama kesatu pasal 359 KHUP dan kedua pasal 360 ayat 1 KUHP, dan ketiga pasal 360 ayat 2 KUHP atau kedua pasal 103 ayat (1) jo pasal 52 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
"Berdasarkan keterangan saksi-saksi, surat, ahli, petunjuk, dan keterangan terdakwa maka seluruh unsur dalam dakwaan pertama (kesatu dan kedua dan ketiga) telah terbukti seluruhnya, oleh karena selama dalam persidangan tidak ditemukan adanya hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana dari diri terdakwa maka sudah sepatutnya terdakwa dihukum sesuai dengan perbuatannya," ucapnya.
Terdakwa terbukti melanggar tiga pasal sekaligus pasal 359 KUHP sebagaimana dimaksud pada dakwaan pertama kesatu dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan pasal 360 ayat (1) KUHP sebagaimana dimaksud dakwaan pertama kedua dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama lima tahun.
"Kemudian pasal 360 ayat (2) KUHP sebagaimana dimaksud pada dakwaan pertama ketiga dengan ancaman pidana penjara paling lama sembilan bulan," ujarnya.
Baca Juga: Sidang Tuntutan 2 Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Digelar Terpisah
Hal yang memberatkan dua terdakwa, yaitu perbuatan mereka yang mengakibatkan 135 orang meninggal, 24 orang mengalami luka berat, dan 623 orang mengalami luka-luka.
"Perbuatan terdakwa menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga korban yang meninggal. Perbuatan terdakwa menimbulkan trauma yang mendalam dan berkelanjutan bagi para korban yang mengalami luka-luka dan keluarga korban. Perbuatan terdakwa menimbulkan stigma negatif terhadap persepakbolaan Indonesia," katanya.
Menanggapi tuntutan ini, terdakwa akan melakukan pembelaan pada persidangan yang akan dilanjutkan pada Jumat, 10 Februari 2023.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, usai pertandingan tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang berakhir dengan skor 2-3. [ANTARA]