Suara.com - Pemerintah berencana menutup sebagian bandara internasional di Indonesia. Dari 32 daftar bandara internasional, nantinya hanya akan disisakan 14-15 saja.
Rencana ini telah dibahas dalam rapat antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Presiden Joko Widodo Selasa (31/1/2023) pekan lalu. Dalam rapat tersebut Jokowi lah yang meminta bandara internasional dirampingkan maksimal hanya 15 saja.
Saat memberikan keterangan kepada wartawan di Hotel Fairmont Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2023) Erick menjelaskan bahwa pengurangan jumlah bandara internasional ini berkaitan dengan strategi meningkatkan pariwisata domestik.
Dia menyampaikan seperti arahan presiden, tidak mau lebih banyak orang yang tertarik melancong ke luar negeri alih-alih melirik destinasi pariwisata di negeri sendiri.
Baca Juga: Waduh! Bunda Corla Sempat Tertahan di Bandara Jerman Karena Hal Ini!
"Kita kita tidak mau kan membuka airport sebesar-besarnya lebih banyak orang Indonesia yang ke luar negeri daripada yang di dalam negeri. Padahal kalau kita lihat pariwisata itu 70% lokal 30% asing. Kenapa pak Sandi juga sekarang mendorong percepatan pariwisata bisa mulai recover," tuturnya.
Walau demikian, belum jelas dipetakan bandara mana saja yang tetap dipertahankan sebagai bandara Internasional, serta bagaimana pengelolaan bandara yang tidak lagi berstatus bandara internasional. Erick juga belum memaparkan lebih jauh bagaimana penyesuaian rute penerbangan jika kebijakan ini benar-benar dijalankan.
Menurut situs Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, diketahui bahwa saat ini Indonesia memiliki 32 bandara berstatus sebagai bandara internasional.
Bandara-bandara tersebut dikelola oleh oleh PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, TNI, Ditjen Hubda, hingga UPT Daerah/Pemda. Berikut daftar lengkapnya.
1. Adi Sumarmo (SOC)
Baca Juga: Bunda Corla Diperiksa Ketat Saat Tiba di Jerman, Rokok hingga Bakso Ikut Digeledah Petugas Bandara
2. Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (BPN)
3. Juanda (SUB)
4. El Tari (KOE)
5. Halim Perdanakusuma (HLP)
6. Frans Kaisiepo (BIK)
7. Husein Sastranegara (BDO)
8. Bali Baru (-)
9. I Gusti Ngurah Rai (DPS)
10. Internasional Adisutjipto Airport (JOG)
11. Hang Nadim (BTH)
12. Jenderal Ahmad Yani (SRG)
13. Juwata (TRK)
14. Kertajati (KJT)
15. Sultan Hasanuddin (UPG)
16. Kualanamu (KNO)
17. Lombok Praya (LOP)
18. Selaparang (AMI)
19. Mopah (MKQ)
20. Raja Haji Fisabilillah (TNJ)
21. Sultan Syarif Kasim II (PKU)
22. Supadio (PNK)
23. Sam Ratulangi (MDC)
24. Pattimura (AMQ)
25. Sentani (DJJ)
26. Silangit (DTB)
27. Polonia (MES)
28. Soekarno Hatta (CGK)
29. Sultan Iskandar Muda (BTJ)
30. Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM)
31. Syamsudin Noor (BDJ)
32. Minangkabau Internasional Airport (PDG)
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni