"Kita jelaslah tidak tertarik untuk memperlebar dan melanjutkan wacana masa perpanjangan jabatan Presiden," kata Surya Paloh kepada awak pers, Kamis (3/2/2022).
"Jelas kita berpegang pada konstitusi yang ada dan saya pikir itu tidak akan berakhir sampai pada proses akhir yaitu mengamandemen UUD 1945," lanjutnya.
Dukung Anies dan kena isu reshuffle
Surya Paloh juga semakin membuat hubungannya dengan sang presiden renggang ketika dirinya menyatakan NasDem akan mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
Kerenggangan tersebut ditambah oleh Paloh yang dinilai terburu-buru memberikan dukungan ke Capres.
Usai momen tersebut, muncul lah isu perombakan kabinet yang mengancam beberapa menteri dari NasDem. Wacana tersebut juga diperkuat oleh desakan yang keluar dari sosok Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat yang menyinggung kinerja Menteri LHK dan Mentan (keduanya dari NasDem).
"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik, untuk menteri-menterinya (NasDem) lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Surya Paloh diundang ke Istana: Tanda berakhir atau kembalinya persahabatan Paloh-Jokowi
Surya Paloh akhirnya berkesempatan bertemu oleh Jokowi ke Istana Negara pada Kamis (26/1/2023).
Baca Juga: Gus Choi Ungkap Upaya Penjegalan Anies Saat Safari Politik di Daerah: Bentuknya Beragam dan Berbeda
Pemanggilan tersebut lantas menjadi tanda semakin renggangnya hubungan Jokowi-Paloh lantaran dikait-kaitkan dengan wacana perombakan kabinet.