Obituari Siswanto: Selamat Jalan, Sobat Pekerja Keras

Senin, 30 Januari 2023 | 19:29 WIB
Obituari Siswanto: Selamat Jalan, Sobat Pekerja Keras
Selamat jalan Siswanto. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Mau rekam sidik jari juga ya, mas? Sama, aku juga. Kenalkan, aku Siswanto!" ujar pria muda bertubuh tinggi ramping itu, sembari mengulurkan tangan dan tersenyum kepada saya.

Kami sama-sama berdiri di depan mesin finger print, di depan pintu sebuah ruangan yang selama beberapa minggu itu jadi kantor sementara media online yang kemudian jadi tempat kerja kami sampai sekarang.

Hari itu, awal Februari 2014 di sebuah gedung di kawasan Permata Hijau, adalah hari pertama saya bergabung dengan Suara.com; sama persis seperti Siswanto. Nama Suara.com sendiri kemudian baru resmi diperkenalkan pada momen peluncuran media ini sekitar sebulan kemudian.

Bersama Siswanto, kami di jajaran redaksi yang jumlahnya masih segelintir saat itu, punya optimisme besar bahwa media baru yang kami bangun bersama-sama ini akan tumbuh berkembang, dan setidaknya ikut memberi warna di jagat media massa di negeri ini. Optimisme yang nyatanya bukan sekadar mimpi.

Siswanto saat itu bergabung sebagai salah satu redaktur, tepatnya mengampu berita-berita nasional, utamanya politik, hukum dan sosial, juga metropolitan. Adalah peran Siswanto juga --bersama Ahmad Sakirin selaku Korlip-- yang antara lain turut memastikan berita-berita dan liputan seputar Pemilu 2014 saat itu, langsung menjadi salah satu sajian andalan Suara.com.

Ketika tak lama kemudian Siswanto menjabat Korlip (Koordinator Liputan), kiprah dan perannya kian terasa. Tugas-tugas liputan para reporter mampu dengan baik diarahkan olehnya, kerap dengan gayanya sendiri yang khas, yang penuh dedikasi dan etos kerja tinggi. Tentu sembari tetap bersinergi dengan rekan-rekan redaksi dan karyawan dari divisi lainnya.

"Etos kerja tinggi" mungkin memang bisa menjadi satu karakter yang identik dengan Siswanto, yang bisa disepakati oleh semua yang pernah mengenalnya, apalagi yang sempat bekerja bersamanya. Dan itu tidak hanya menjadi kenangan saya dan beberapa rekan di Suara.com yang baru mengenalnya sejak 2014, namun juga bagi banyak orang lain yang sudah lebih dulu berinteraksi dengannya.

Di Suara.com, betapa misalnya di era menjabat Korlip, pesawat telepon di meja kerjanya hampir tak pernah dibiarkan beristirahat oleh Siswanto, karena dia hampir selalu mengontak entah para reporter atau narasumber untuk follow-up berita. Kami dan sejumlah rekan kerja juga tahu, bahkan saat sudah berada di rumah pun, Siswanto di hampir setiap ada kesempatan selalu kembali bekerja, menulis atau menyunting berita.

Hal lain yang bisa disebut sebagai "identitas" Siswanto adalah keseriusannya yang mendalam pada kaidah-kaidah jurnalistik. Dan jurnalisme yang dianutnya --kalau saya boleh menilai-- adalah yang sesuai dengan prinsip dasar, yang harusnya mengutamakan kepentingan publik, berpihak pada kaum kecil tak berdaya.

Baca Juga: AJI Indonesia Paparkan 8 Indikator yang Dapat Digunakan untuk Mengukur Keamanan Jurnalis di Tanah Air

Secara kepribadian, Siswanto yang pernah jadi jurnalis Tempo, Warta Kota, Vivanews, Koran Jakarta dan beberapa media lainnya, ini sendiri dikenal sebagai orang yang menyenangkan. Senyumnya menawan, dan lulusan Universitas Paramadina ini dikenal suka membantu banyak orang, juga cukup senang bercanda meski tidak sampai berlebihan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI