Cak Imin: Masa Depan Kader NU Suram Karena Stres, Tidak Populer dan Modal Cekak

Senin, 30 Januari 2023 | 17:57 WIB
Cak Imin: Masa Depan Kader NU Suram Karena Stres, Tidak Populer dan Modal Cekak
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan, masa depan kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) suram di masa depan. Jika perkembangan pemilu kekinian semakin pragmatis.

Menurut Cak imin, saat ini kelemahan dari era reformasi yang harus segera diatasi adalah politik pragmatis, kompetisi yang tidak ada henti. 

"Kelihatannya damai tapi kompetisinya tidak pernah berhenti 24 jam. Ini sistem yang melelahkan, dimana pemilu yang pragmatis bahwa uang yang menentukan banyak hal dalam perilaku pemilu yang itu artinya masa depan kader-kader NU juga agak madesu, masa depan suram," kata Cak Imin dalam acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/1/2023). 

Ia memaparkan, kader-kader NU yang akan menduduki jabatan-jabatan publik ke depan akan menghadapi kondisi yang sangat pragmatis. 

Baca Juga: Usai Sekber, Gerindra-PKB Bakal Bentuk Tim untuk Mengkaji Perpolitikan Jelang 2024

"Jadi kader-kader yang mau nyaleg ini sudah membuat kita stres duluan karena modalnya cekak, popularitasnya juga rendah," ujar dia.

Cak Imin dalam acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/1/2023). 
Cak Imin dalam acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/1/2023). 

Muhaimin Iskandar lantas memberi contoh terkait adanya kader PKB yang ngotot ingin meraih gelar Doktor. Hal tersebut semata-mata hanya untuk kepentingan elektoral untuk menghadapi Pemilu. 

"Kemarin pak haji Cucun baru jadi doktor bidang politik ekonomi dan ekonomi politik di UNPAD. Salah satu tujuannya apa? Selain doktoral, tujuannya meningkatkan elektoral. Elektabilitas sangking mahalnya bersaing itu loh," tuturnya. 

Lebih lanjut, ia juga berharap sistem reformasi pemilihan harus bisa evaluasi ke depannya. 

"Nah ini sistem politik reformasi yang harus kita evaluasi total," pungkasnya.

Baca Juga: Gak Mau Kaya PDIP, PKB Ogah Sodorkan Nama untuk Reshuffle Kabinet ke Jokowi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI