Wacana Reshuffle Rabu Pon Mencuat, Kinerja Menteri Nasdem Kembali Disorot

Senin, 30 Januari 2023 | 16:06 WIB
Wacana Reshuffle Rabu Pon Mencuat, Kinerja Menteri Nasdem Kembali Disorot
Presiden RI Jokowi bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana reshuffle atau perombakan posisi Menteri dan Wakil Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju kembali mencuat. Dan bahkan beredar isu Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle pada Rabu Pon mendatang atau 1 Februari 2023.

Awak media sempat menanyakan kebenaran kabar tersebut langsung pada Presiden Jokowi saat presiden menghadiri acara "Kick-Off" Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (29/1/2023).

Menanggapi pertanyaan awak media, Jokowi tidak memberikan jawaban secara pasti. Orang nomor satu di Indonesia ini hanya meminta publik untuk menunggu.

“Masa (pekan depan Rabu Pon)? Rabu Pon, benar? Ya nanti tunggu saja,” kata Jokowi.

Baca Juga: Foto Anies Baswedan Jadi Stiker Air Mineral, Didoakan Menang Pilpres 2024

Di balik beredarnya isu reshuffle tersebut, lagi-lagi nama menteri dari Partai Nasdem kembali menjadi sorotan. Hal ini disebut-sebut sebagai ekses manuver politik Nasdem yang telah terang-terangan mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 mendatang.

Akibat manuver itu, sejumlah pihak memperkirakan tiga Menteri dari Nasdem yang kini bercokol dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin akan tereliminasi dan digantikan dengan sosok baru.

Adapun tiga Menteri Nasdem tersebut adalah Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Kominfo Johnny G Plate.

Dari ketiga nama tersebut, diduga yang terancam didepak adalah Mentan Syahrul dan MenLHK Siti Nurbaya.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat beberapa waktu lalu. Ia menyatakan telah meminta Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja dua menteri itu.

Baca Juga: Kaesang Mengaku Bangga Bisa Salaman dengan Presiden

"Karena saya di Komisi IV, maka saya sampaikan bahwa Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan KLHK itu perlu dievaluasi, terkait misalnya kita sudah berusaha menjadi negara swasembada pangan, menjadi negara dengan kedaulatan pangan, tapi ternyata produksi masih tidak mencukupi," papar Djarot di Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Belum lama ini, kinerja Syahrul sebagai mentan juga disorot oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto menyebut Stahrul telah salah memberikan data ekspor beras kepada Presiden Joko Widodo.

Ia bahkan menyebut tindakan Syahrultersebut sebagai salah satu Gerakan politik sisi gelap. Dampak dari tindakan Syahrul itu, menurut Hasto, adalah membuat Presiden Jokowi salah menyampaikan materi pidato di MPR.

"Ini politik dalam sisi gelap tadi, berikan data yang salah itu sisi gelap politik. Lalu ada yang manfaatkan untuk impor," kata Hasto di Kantor DPC Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/1/2023).

Menurut dia, hal ini fatal, sebab sebelumnya presiden telah menyatakan bahwa Indonesia mengalami swasembada beras.

"Menterinya mengambil data berbeda, bulan Agustus laporan ke presiden, kita mengekspor dua juta ton, ternyata bulan Desember kita malah impor 1,2 juta ton," tuturnya.

"Lah, ini bagaimana menterinya memberikan data ke presiden salah, padahal presiden sudah terlanjur berpidato di MPR, di dalam forum kenegaraan bahwa kita swasembada beras karena dikasih data yang salah," sambung dia.  

Karena kesalahan data tersebut, PDI Perjuangan khawatir hal itu akan berdampak [ada public dan pada Menteri Syahrul itu sendiri.

"(Indonesia) pernah mendapatkan penghargaan (swasembada beras). Ini kan gawat kalau pemerintah sehari-hari yang dipimpin oleh Menteri Pertanian, di dalam Mentan memberikan data yang salah kepada presiden. Kalau datanya salah, kebijakannya salah," imbuh Hasto.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI