Suara.com - Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) menolak pleidoi atau nota pembelaan Putri Candrawathi dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
“Penuntut Umum memohon kepada majelis yang memeriksa dan mengadili perkara untuk menolak seluruh pleidoi dari tim penasihat hukum terdakwa Putri Candrawathi dan pleidoi dari terdakwa Putri Candrawathi,” ucap jaksa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Tim JPU juga meminta majelis hakim untuk menjatuhkan putusan sebagaimana tuntutan jaksa yang telah dibacakan pada Rabu (18/1/2023) lalu.
Jaksa menilai bahwa nota pembelaan Putri Candrawathi tidak benar. Menurut jaksa, penasihat hukum Putri Candrawathi terkesan memaksakan keinginannya agar JPU menyelami pembuktian motif dalam perkara ini sehingga benar-benar terbangun perbuatan pelecehan atau pemerkosaan.
Baca Juga: Tepis Pengakuan Pemerkosaan Putri Candrawathi, Jaksa: Cerita Penuh Khayalan dan Siasat Jahat!
“Tim penasihat hukum hanya bermain dengan akal pikirannya agar mencari simpati masyarakat,” ujar jaksa.
Padahal, simpati masyarakat bisa dengan mudah diperoleh jika istri Ferdy Sambo tersebut mampu berkata jujur di hadapan persidangan.
Jaksa penuntut umum menilai bahwa Putri mempertahankan ketidakjujurannya yang didukung tim penasihat hukum untuk tetap berkata tidak jujur demi tujuannya supaya perkara tidak terbukti.
“Dan seolah-olah melimpahkan kesalahan kepada korban Nofriansyah Yosua Hutabarat yang sudah meninggal dunia karena tertembak akibat dari perbuatan salah satunya terdakwa Putri Candrawathi, bersama-sama dengan saudara Ferdy Sambo, saksi Kuat Ma'ruf, saksi Ricky Rizal Wibowo, dan saksi Richard Eliezer,” ucap jaksa.
Putri Candrawathi merupakan satu dari lima terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ia dituntut pidana penjara 8 tahun oleh jaksa penuntut umum.
Baca Juga: Jaksa Bongkar Skenario Putri Candrawathi: Sengaja Tak Visum Tutupi Kebohongan Pelecehan Seksual
Adapun empat terdakwa lainnya adalah Kuat Ma’ruf yang dituntut pidana penjara selama 8 tahun, Ricky Rizal yang dituntut pidana penjara 8 tahun, Ferdy Sambo yang dituntut pidana penjara seumur hidup, dan Richard Eliezer dengan tuntutan pidana penjara 12 tahun.
Kelima terdakwa ini didakwa melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Dalam persidangan sebelumnya, Jumat (27/1), jaksa penuntut umum telah menolak pleidoi Kuat Ma’ruf, Ricky Rizal, dan Ferdy Sambo. [ANTARA]