Suara.com - Oktober 2022 lalu, rakyat Indonesia digempur oleh tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan. Sebuah pertandingan Liga 1 antara Persebaya Surabaya dan Arema Malang yang digelar pada Sabtu (1/10/2022) malam berakhir ricuh.
Ratusan korban jiwa harus melayang usai kericuhan terjadi dan lautan manusia terjebak di dalam stadion, hingga saling bertabrakan dan bertumbukan.
Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan dari kepolisian juga menambah huru-hara di malam itu.
Tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu sinyal darurat reformasi sepak bola di dalam negeri. Pasalnya, publik menuding bahwa para petinggi terkait dinilai bertanggung jawab atas insiden berdarah tersebut.
Baca Juga: Deretan Tuntutan Aremania kepada Arema FC, Berakhir Demo Anarkis
Tak cukup disitu, sayangnya segudang insiden lainnya menyusul setelah Tragedi Kanjuruhan membuat urgensi darurat reformasi semakin besar.
Liga 1 tetap berlanjut, kericuhan mengikuti
Ironisnya, para petinggi Liga 1 Indonesia tak segera menyetop ajang sepak bola kontroversial tersebut. Klub-klub sepak bola dalam liga tersebut tetap bertanding satu sama lain dan para pendukungnya juga masih saling adu solidaritas.
Nahasnya, keputusan tersebut berujung ke kericuhan yang terjadi antara beberapa oknum suporter. Adapun pada Kamis (26/1/2023) beberapa hari yang lalu, bus rombongan pemain Arema FC dilempari oknum suporter dengan batu dan batako.
Tak hanya tim Singo Edan yang jadi korban, sebab rombongan pemain Persis Solo diserang oknum suporter dengan cara yang sama.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri Pulang Kampung, Resmi Gabung Dewa United
Diketahui bahwa para pemain diserang usai pertandingan Persis Solo kontra Persita di pekan ke-21 Liga 1 2022/2023 pada Sabtu (28/1/2023).
Bos Persita Tangerang, Rully Zulfikar juga turut membagikan momen kengerian tersebut. Rully juga turut membagikan wajah dua oknum suporter nakal yang berhasil dibekuk kepolisian.
“Semua sedang berusa memperbaiki sepak bola oknum-oknum ini yang merusak sepak bola. Gak ada kata ampun buat para oknum yang lain. Siap-siap malam ini diciduk ya jangan pada mewek,” tulisnya pada keterangan di gambar dua orang pelaku.
Demo Tragedi Kanjuruhan berakhir demo
Sejumlah suporter sempat menggelar demonstrasi menuntut keadilan terhadap Tragedi Kanjuruhan pada Minggu (29/1/2023).
Massa aksi yang mengatasnamakan 'Arek Malang Bersikap' berkumpul menggelar aksi unjuk rasa di kantor Arema FC Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang kala itu.
Alih-alih keadilan yang mereka dapatkan, demo tersebut berakhir ricuh lantaran oknum demonstran melempari Kandang Singa atau kantor Arema FC.
Kantor kebanggaan tim Singo Edan tersebut dihujani dengan batu, cat, flare dan benda lainnya yang dilemparkan oleh oknum demonstran. Kini, Kandang Singa menjadi kapal pecah lantaran kaca pecah.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota mengamankan 107 orang usai kericuhan itu. Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto memaparkan penangkapan yang dilakukan oleh pihaknya.
"Saat ini masih dalam pendalaman Polresta Malang Kota. Jika tidak ada kaitan dan perbuatan melawan hukum, akan kami pulangkan ke pihak keluarga," kata Budi dikutip dari ANTARA pada Senin (30/1/2023)
KLB sebentar lagi, nasib Ketum PSSI menanti
Tak lama lagi Iwan Bule resmi akan lengser pada 16 Februari 2023 saat digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Selain ketua umum akan dipilih juga dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Momentum tersebut juga turut dinilai sebagai awal dari perubahan yang dibutuhkan oleh PSS. Adapun kini ada dua nama calon Ketum PSSI yakni Menteri BUMN Erick Tohir dan La Nyalla Mattalitti yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai ketua umum.
Kontributor : Armand Ilham