Tak hanya itu, para Aremania pun mengungkap menolak semua aktivitas PT AABBI yang berhubungan dengan kompetisi atau kerjasama lainnya.
Tuntutan itu disampaikan demi menuntaskan tragedi Kanjuruhan. Terutama agar PT AABBI memberikan konklusi dari motif hingga ganti rugi kepada para korban. Tak hanya itu, aktivitas Arema FC pun dituntut agar dibatasi, bahkan dilarang oleh PSSI.
Menuntut PT AABBI berperan aktif
Tindakan PT AABBI dianggap tidak kooperatif dan cenderung pasif dalam penyelesaian tragedi Kanjuruhan. Ini membuat Aremania menuntut seluruh jajaran manajemen untuk turun langsung dalam menyelesaikan tragedi.
Menurut Aremania, PT AABBI seharusnya tidak menunggu hasil investigasi pihak kepolisian karena sejatinya tragedi Kanjuruhan adalah sepenuhnya di bawah tanggung jawab mereka.
Tak hanya soal tuntutan, para Aremania pun banyak yang membawa spanduk dengan kalimat kalimat sarkasme untuk menunjukkan protes dan kekecewaan mereka atas tindakan Arema FC.
Pihak Arema FC melalui Komisaris PT AABBI, Tatang Dwi Afianto pun sempat meminta maaf kepada para Aremania yang telah kecewa dan tidak mempercayai proses hukum yang dijalani manajemen Arema FC.
Meski demikian, pernyataannya masih tetap mendapat respons negatif dari para suporter.
Kontributor : Dea Nabila
Baca Juga: Cerita Anak Disuruh Beli Baju untuk Sunat Adik Malah Ikut Rusuh di Depan Kantor Arema