Suara.com - Momentum Isra Miraj mengandung hikmah yang selalu relevan dalam kehidupan kita saat ini. Guna mendorong terciptanya hubungan yang mesra antar umat beragama, sebagai warga bangsa Indonesia yang multikulutural, kita pun wajib selalu mengingat arti menjadi seseorang yang beragama.
Melalui khutbah Isra Miraj kita bisa mengingatkan kembali masyarakat mengenai hal tersebut. Jika pun kamu sedang mencari contoh khutbah Isra' Mi'raj yang berkesan,
mungkin rekomendasi darikhutbahbank.org.uk di bawah ini bisa menjadi solusi.
"A-úthu billáhi minash shaytánir rajeem. Bismilláhir rahmánir raheem
Al hamdu lillahi nahmaduhu wanasta'eenahu, wanastagh-firuhu, wanatoobu ilayhi, wana'oothu Billaahi min shuroori an-fusinaa, wamin sayyi aati a'maalinaa. Mei- Yahdillahu fa huwal muhtad, wa may- yudlill falan tajidaa lahu waliyan murshida. Wa ash-hadu an Laa ilaaha ill-Alláh, wahdahoo laa shareeka lah, wa ash-hadu anna Muhammadan 'abduhoo warasooluh"
Segala puji bagi Allah Swt. Kita meminta pengampunan dari-Nya. Kita bertobat kepada-Nya; dan kita mencari perlindungan kepada-Nya dari kejahatan dan perbuatan buruk yang tidak kita sadari.
Semoga kita semua dibimbing oleh Allah SWT dan siapapun yang sedang tersesat dapat kembali ke jalan yang benar.
Saya memberikan kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Alláh, dan saya memberikan kesaksian bahwa Muhammad, damai dan berkah baginya, adalah hamba-Nya, dan utusan-Nya.
Bismillahir Rahmanir Raheem! Ya Ay-yuhal-latheena ‘aamanut taqul-laaha, haqqa tuqaatihee wala tamu tun-na, il-la wa antum Muslimiin.”
Para jamaah Juma'at yang dimuliakan Allah Swt.
Insya-Allah, pada 27 Rajab kita dapat bersama-sama menyambut Isra dan Mi'raj. Isra dan Mi'raj adalah istilah Arab yang menggambarkan Perjalanan Malam mistis dari Mekah ke Yerusalem, dan perjalanan Nabi Muhammad (sws) ke atas melalui langit untuk bertemu Allah Swt. Ini adalah salah satu peristiwa paling menakjubkan dalam kisah hidup Nabi Muhammad Saw kita tercinta.
Tidak ada Muslim yang dapat membantah esensi Isra'' dan Mi'raj nabi Muhammad: Perjalanan Malam Mistisnya dan Kenaikannya ke Surgawi. Semoga damai dan rahmat serta berkah Allah senantiasa menyertai Nabi Muhammad Saw.
Alquran menyinggung peristiwa penting ini dalam ayat pertama Surah Al Isra', berbunyi.
“Bismillaahir Rahmaanir Raheem! Sub’haanal lathee Asraa bi-ab’dihee laylam-minal masjidil haraami ilal masjidil aq’saa, al-lathee baarak-naa hawlahoo linuriyahoo min aayaatinaa. Innahoo huwas Samee-;ul Baseer!”
Artinya:
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Berabad-abad yang lalu, ini mungkin tampak fantastis. Tetapi saat ini, setiap ilmuwan tahu bahwa jika alam semesta dimulai dengan ledakan besar 14 miliar tahun yang lalu, maka semua materi dan energi, semua waktu dan ruang pasti terkonsentrasi di area yang sangat padat, sangat kecil, lebih kecil dari kepala peniti, dan tentu saja, lebih kecil dari mata jarum. Hari ini setiap ilmuwan yang menghargai peristiwa Isra' Mi'raj ini. Meskipun demikian, tak sedikit pula yang masih ragu untuk mempercayainya. Namun, sebagai umat muslim, kita tidak boleh meragukannya.
Siapa yang menciptakan Big Bang? Apakah itu spontan? Apakah waktu dan ruang semuanya dimulai secara tidak sengaja? Begitu banyak ilmuwan mengalami kesulitan untuk menemukan jawabannya. Sebagai orang percaya kita tahu bahwa segala sesuatu mengikuti kehendak Allah. Ketika Allah menetapkan sesuatu, Dia hanya perlu mengatakan, "Kun!" Ada! Faya koon! .... Dan itu terjadilah! Sub'haanal-Laah!"
Lantas apalagi yang harus kita ragukan? Mari kita isi bulan Rajab ini dengan amalan ibadah yang lebih khusyuk. Melaksanakan puasa, membaca Al Qur'an, dan melakukan lebih banyak hal baik. Jangan balas kejahatan dengan kejahatan, balas perlakuan buruk orang lain dengan kebaikan, serahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.
Demikian itu contoh khutbah Isra' Mi'raj. Silahkan diubah kata-katanya sesuai kebutuhan.
Kontributor : Mutaya Saroh