Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakin perekonomian Indonesia akan bertumbuh hingga 5,3 persen dibandingkan tahun lalu atau year on year (YoY). Bahkan ia menyebut angka ini merupakan yang paling tinggi dibandingkan negara lain anggota G20 yang notabene memiliki perekonomian terkuat.
Ia menyebut pada kuartal III pada 2022 sudah menunjukan tren positif dengan angka 5,72 persen. Begitu juga dengan inflasi yang terkendali di angka 5,5 persen.
"Perkiraan saya pertumbuhan ekonomi YoY berada di angka 5,3. Coba bandingkan dengan negara-negara besar G20, seingat saya kalau nggak nomor satu ya nomor dua kita," ujar Jokowi saat acara Imlek Nasional di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2023).
Untuk menaikan pertumbuhan ekonomi nasional, Jokowi meminta masyarakat gotong-royong saling membantu. Pengusaha besar harus menolong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
"Semuanya bermitra, kemitraan bergandengan. Jangan lupa saat pandemi. Kalau saat pandemi bisa, saat normal pun juga harus diteruskan saling membantu, saling menolong sehingga semuanya akan saling terangkat naik," ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi saat ini, kata Jokowi, juga terjadi seiring dengan aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal setelah pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ia mengaku senang karena tidak menerapkan lockdown saat masa pandemi Covid-19 karena yakin dampaknya akan lebih buruk dirasakan saat ini.
"Itu kalau diputuskan lockdown bisa. Kita di minus 17 pada saat itu ekonomi kita. Dan ngembalikannya ke normal itu yang sangat sulit, karena minusnya sudah langsung jatuh seperti negara-negara di Eropa," pungkasnya.
Baca Juga: Indonesia Sah Terima Mandat Jadi Ketua ASEAN 2023, Apa Saja Tugasnya?