Suara.com - Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat, (27/1/2023) menjadi sorotan. Pasalnya peristiwa ini terjadi tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut pada Kamis, (19/1/2023) lalu. Saat itu, Jokowi berharap Bendungan Kuwil Kawangkoan dapat mengatasi banjir di Manado.
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia mengatakan, curah hujan yang tinggi menjadi penyebab banjir di Kota Manado. Berdasarkan pengamatan pada tujuh pos yang berbeda, curah hujan di sebagian wilayah Kota Manado mencapai 300 milimeter. Sedangkan pada 2014 silam, curah hujannya mencapai 160 milimeter.
"Artinya curah hujan saat ini jauh lebih tinggi dari banjir 15 Januari 2014," tutur Bob saat meninjau Bendungan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut pada Minggu, (29/1/2023).
Curah hujan yang tinggi tersebut menyebabkan sungai-sungai yang melintas di Kota Manado meluap. Setidaknya ada enam sungai yang melintas yakni, Sungai Bailang, Sungai Mahawu, Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Sario dan Sungai Malalayang.
Baca Juga: Masyarakat Jangan Panik, Gelombang Tinggi di Manado Bukan Tsunami
Bob menjelaskan, debit air ini dapat dikendalikan dengan menutup pintu dan holocon di Bendungan Kuwil Kawangkoan. Hanya saja, ada beberapa sungai yang kapasitas tampungnya tidak memadai.
"Kita lihat bersama bahwa Sungai Bailang dan Sungai Mahawu meluap, sedangkan sungai Tondano relatif tidak ada yang meluap. Kenapa Sungai Bailang dan Sungai Mahawu meluap? Karena kapasitas tampungnya tidak memadai. Hal tersebutlah yang menyebabkan terjadinya banjir," urai Bob.
Lebih jauh Bob menjelaskan, Sungai Mahawu dan Sungai Bailang lebarnya hanya mencapai sekitar 20 meter. Ditambah lagi, banyak warga yang masih tinggal di bantaran sungai. Hal ini menyebabkan banjir tak dapat dihindari.
"Pak Wali (Andrei Angouw-Walikota Manado) tadi bilang dengan lebar berapapun sepertinya tidak mampu. Tapi perlu kita kaji, kenapa Sungai Mahawu dan Sungai Bailang meluap seperti itu. Sebenarnya berapa debit yang terjadi, nanti kita akan kaji ke depan," kata Bob.
Sebagai informasi, ada 38 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan di Kota Manado yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor yakni Kecamatan Sario, Singkit, Malalayang, Wanea, Tuminting, Wenang, Bunaken, Mapanget, Wori dan Tikala. Dari 10 kecamatan tersebut, terdapat 3.866 kepala keluarga (KK) yang terdampak. Selain harta benda yang tersapu, bencana banjir dan longsor di Manado pada Jumat, (27/1/2023) menelan lima korban jiwa.
Baca Juga: Bukan Tsunami, BMKG Ungkap Penyebab Gelombang Tinggi Manado