Suara.com - Sopir Audi A8 yang dituduh menabrak mahasiswi Universitas Suryakencana Cianjur, Selvi Amelia Nuraini, membuat pengakuan. Ia mengatakan bahwa tudingan terhadapnya bahwa ia menabrak mahasiswi Cianjur hingga tewas tidak benar.
Ia memastikan kejadian tabrak lari pada Jumat (20/1/2023) itu bukan dilakukan olehnya.
"Saya adalah Sugeng, pengemudi dari mobil Audi A8 yang diberitakan selama ini. Saya mau mengklarifikasi tentang kejadian yang sebenar-benarnya," ujar sopir Audi A8 itu kepada wartawan, melansir video kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (29/1/2023).
Sebelumnya, beredar dugaan jika mobil Innova milik petinggi polisi yang menabrak Selvi. Namun, hal ini dibantah Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan yang berbalik menuding pengemudi mobil Audi A8. Ia juga menyebut bahwa mobil itu memaksa masuk iring-iringan polisi.
Dari pengakuan sopir Audi A8 itu, diperoleh poin-poin penting terkait peristiwa yang menewaskan Selvi. Berikut informasinya.
Ada Izin Ikut Rombongan Polisi
Dalam kesempatan tersebut, Sugeng membantah tuduhan yang menyebut dirinya menerobos dan memaksa masuk iring-iringan polisi. Padahal, hal itu, dilakukannya atas izin dari suami majikannya yang diketahui juga merupakan seorang anggota polisi.
"Diberitakan kan saya menerobos masuk iring-iringan, liar lah. Tidak pak, karena saya mengikuti yang depan," kata Sugeng kepada wartawan.
"Saya masuk iring-iringan, ikut iring-iringan, bukan saya masuk menerobos, bukan memaksa. Itu semua atas sepengetahuan bapak, suami daripada bos saya yang (mobilnya) saya bawa," imbuhnya.
Baca Juga: Kasus Tabrak Lari Mahasiswi Cianjur, Sopir Audi A8 Jadi Tersangka Dan Berstatus DPO!
Lihat Ada Dua Mobil Melaju
Sopir mobil Audi A8 itu menyatakan bahwa dirinya mengetahui korban yang saat itu mengendarai motor, oleng, seperti akan jatuh. Ia kemudian menepi untuk menghindari kecelakaan dan melihat ada dua mobil dari belakang yang melaju tanpa henti.
"Begitu mendekati TKP, saya jarak dua mobil di depan saya, saya melihat ada perempuan pakai motor udah oleng, entah pakai rem depan atau bagaimana, dia oleng seperti mau jatuh," ujar Sugeng.
"Dalam hitungan detik, karena jarak saya dekat dengan mobil depan (terhalang dua mobil), saya spontan, saya ke kiri, kendaraan saya itu, menghindar, belakang saya ini langsung melaju tanpa berhenti," imbuhnya.
Pelankan Kendaraan
Setelah mendengar ada suara tabrakan, Sugeng memelankan kendaraannya. Adapun alasannya, karena mobil itu adalah tanggung jawabnya. Jika lecet, tentu ia akan mengganti kerugian tersebut.
"Saya memelankan kendaraan karena terdengar suara," ujar Sugeng.
"Maksud saya memelankan kendaraan, ingin memeriksa karena saya adalah driver dan kendaraan itu tanggung jawab saya. Kalopun ada yang lecet pun saya yang nantinya ganti rugi pada bos. Apalagi saya baru kerja satu minggu," lanjutnya menjelaskan.
Sugeng juga membeberkan kecepatan mobil yang ia gunakan saat itu. Ia mengaku hanya menggunakan kecepatan di bawah 40 atau 30 km/jam. Sebab, kondisi jalanan disebutnya tengah padat dan macet.
"Saya memelankan kendaraan, bukan berhenti, itu saya kecepatan di bawah 40, 30 km/jam karena kondisi ramai dan padat. Macet lah. Nggak mungkin saya kecepatan di atas 50 apalagi 80," terangnya.
Warga Sekitar Mengejar
Dikarenakan memelankan kendaraannya, para warga mengejar mobil yang dibawa Sugeng. Begitu sopir itu turun, mereka langsung marah-marah, menuduhnya sebagai pelaku yang menabrak korban, hingga meminta pertanggungjawabam.
"Saya pelan, jarak sekitar 1 km, di sebelah kiri warga banyak yang mengejar. Karena saya membawa majikan bos dan ada anak kecil, saya kooperatif berhenti memarkirkan mobil. Saya reflek ambil handphone, saya rekam video, saya turun dari mobil," tutur Sugeng.
"Orang tersebut langsung marah-marah dan menuduh saya lah pelakunya. Katanya 'pak itu helmnya hancur, bapak harus tanggung jawab' bla bla bla segala macem lah," sambungnya.
Klarifikasi ke Warga
Tidak terima dengan tuduhan para warga, Sugeng menjelaskan bahwa bukan ia yang menabrak korban. Ia meminta warga memeriksa mobilnya dan membuktikan apakah yang dituduhkan kepadanya itu benar.
"Karena saya menjaga emosi masyarakat yang notabene langsung nge-judge, saya ajak untuk membuktikan, saya terangkan 'pak, bapak bapak semua, ini mobil yang saya kemudikan adalah mobil sedan audi'," ungkap Sugeng.
"Ceper pak rendah banget, kita cek dulu deh apakah betul yang bapak tuduhkan kepada saya, saya menabrak si korban, bapak cek, semua dicek pak," sambungnya mengulangi ucapannya saat itu.
Setelahnya, warga pun meminta maaf kepada Sugeng karena sudah salah paham. Ia pun dipersilahkan melanjutkan perjalanan dan melaju seperti biasa karena memang tidak melakukan penabrakan. Saat itu, ia mengemudi masuk ke tol Padalarang.
"Pengejar ini meminta maaf, 'maaf pak saya salah paham, saya salah kejar mobil, silahkan melanjutkan perjalanan. saya merasa tidak melakukan penabrakan, saya berjalan seperti biasa. dan jarak dari lokasi tkp itu, saya masuk tol Padalarang," tambahnya.
Sebut Ciri Mobil Penabrak Selvi
Sugeng kembali menegaskan jika ia pelakunya, tidak mungkin saat dikejar oleh warga, dirinya akan berhenti. Biasanya, menurut sopir Audi itu, pelaku akan kabur.
"Kalo iya saya pelaku, (ketika) saya udah dikejar, tancap gas. Saya nggak mungkin berhenti," tuturnya.
Ia kemudian ditanya soal mobil yang menabrak korban. Sugeng menjawab kendaraan itu berwarna hitam. Sementara informasi plat nomor dan warnanya, ia mengaku tidak mengetahuinya karena sedang fokus berkendara ikut iring-iringan.
"Setahu saya hitam, kalau jenis saya kurang tahu karena saya lagi mengemudi, fokus ikut iring-iringan. (Plat nomor dan warna platnya) saya tidak tahu," kata Sugeng.
Meski begitu, ia memastikan bahwa mobil itu dari kepolisian. Namun, ia tidak tahu apakah kendaraan yang dimaksud termasuk rombongan atau bukan. Sugeng juga mengaku hanya melihat seperti lampu (sirine), tetapi tidak ada suaranya.
"Yang saya tahu itu mobil warna hitam, soal itu satu rombongan atau tidak, saya tidak tahu. Yang jelas itu mobil dari kepolisian," ungkapnya.
"Sirine saya tidak dengar, tapi ada lampu lah," imbuh Sugeng.
Ia juga mengaku di awal mobilnya yang ada di belakang, namun mendadak ada dua mobil hitam yang melaju dari belakang.
"Awalnya saya paling belakang, tiba tiba ada dua mobil melaju."
Awalnya Berjalan Sendiri
Sugeng ditanya darimana mulai ikut rombongan polisi. Ia mengaku dari rumah makan Alam Sunda, namun saat itu masih berjalan sendiri. Lalu mendadak ada rombongan dan majikannua yang sedang menelepon suaminya meminta ikut.
"Dari rumah makan Alam Sunda, itu saya masih tunggal (belum masuk rombongan), bos saya komunikasi dengan bapak yang lagi makan disitu. Tiba-tiba, ada lah rombongan itu. Karena ibu lagi komunikasi dengan bapak, saya di belakang (disuruh) mengikuti, biar cepat mungkin, ya," jelas Sugeng.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti