Jokowi dan Surya Paloh Akhirnya Bertemu di Istana, Selesaikan 'Perang Dingin'?

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 28 Januari 2023 | 15:09 WIB
Jokowi dan Surya Paloh Akhirnya Bertemu di Istana, Selesaikan 'Perang Dingin'?
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) dalam peresmian Gedung Nasdem Tower di Menteng, Jakarta, Selasa (22/2/2022). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (26/1/2023) sore. Jokowi disebut memanggil Surya Paloh secara mendadak. 

Pertemuan itu terjadi di tengah berembusnya kabar reshuffle menteri-menteri Partai NasDem. Hal ini dikarenakan partai tersebut telah mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden pada pemilu 2024.

Terlebih, sepanjang tahun 2022 lalu gestur keduanya menunjukkan adanya 'perang dingin'. Mulai dari Jokowi terlihat enggan memeluk Surya Paloh, ketidakhadiran Jokowi di acara NasDem, hingga absennya Surya Paloh di undangan pernikahan Kaesang putra Jokowi.

Momen di Istana ini bisa dibilang pertemuan pertama Jokowi dan Surya Paloh di tahun 2023.

Baca Juga: Ditanya Soal Reshuffle Kabinet, PDIP Ngaku Sudah Setorkan Nama ke Jokowi

Lantas, apa yang sebetulnya dibahas dalam pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh tersebut? Cari tahu informasi selengkapnya sekaligus fakta-fakta lainnya berikut ini.

1. Isi Pertemuan

Pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh telah dibenarkan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Ia mengatakan momen tersebut dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
 
"Betul, ada pertemuan tersebut kemarin sore," ujar Bey.

Namun, ia tidak merinci mengenai isi pertemuan tersebut. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem Charles Meikyansyah juga mengatakan hal serupa. Lebih lanjut, dikatakannya pula, saat itu, Surya Paloh tidak ditemani kader NasDem.

2. Momen Temu Kangen 

Baca Juga: Anies Punya Hak Tentukan Cawapres

Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengungkapkan bahwa Surya Paloh menemui Presiden Jokowi sekitar pukul 14.00 WIB. Pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu disebutnya sebagai momen kangen-kangenan.

"Dua tokoh yang kangen-kangenan sebetulnya," ujar Sugeng di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (27/1/2023).

Lebih lanjut, Sugeng menyebut Jokowi dan Surya Paloh tidak berkomunikasi kurang lebih selama tiga bulan. Tepatnya saat Ketua Umum NasDem itu mendeklarasikan Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden Pemilu 2024 mendatang.

3. Tanda Hubungan Keduanya Baik

Terkait kabar tersebut, Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni turut buka suara. Ia menilai pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh menandakan bahwa hubungan kedua tokoh itu sangat baik.
 
"Pertemuan tersebut menandakan bahwa hubungan di antara keduanya sangat baik dan humanis," kata Sahroni, mengutip ANTARA, Jumat (27/1/2023).

Sahroni memang mengatakan dirinya mengetahui pertemuan di Istana Kepresidenan tersebut. Namun, ia  mengaku tidak mengetahui apa yang dibicarakan Jokowi dan Surya Paloh karena dirinya tidak ikut hadir saat itu.
 
"Saya tidak tahu apa yang dibicarakan karena tidak ikut dalam pertemuan tersebut," pungkasnya.

4. Diharapkan Tak Ada Kepentingan Politik

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi itu layaknya pertemuan presiden dengan para ketua umum partai lainnya. Yakni, untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Pertemuan dengan Pak Surya Paloh ya bagaimana pertemuan dengan ketum parpol yang lain, Pak Jokowi selalu membuka pintu Istana dialog untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Hasto di Kantor DPC PDIP Bandung, Jumat (27/1/2023).

Namun, ia mengingatkan, pertemuan itu jangan sampai ada yang menyalahgunakan untuk kepentingan politik sesaat. Pasalnya, menurut Hasto, Jokowi memiliki kewenangan strategis untuk mengambil suatu tindakan.

"Ketika dialog itu ada yang menyalahgunakan hanya untuk kepentingan politik sesaat, hanya untuk kepentingan partainya, maka Presiden Jokowi punya kewenangan untuk mengambil suatu tindakan strategis sesuai kewenangan presiden," katanya.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI