Biskuit Program Stunting Kemenkes Jamuran, DPR Ngomel Habis-habisan

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 27 Januari 2023 | 16:02 WIB
Biskuit Program Stunting Kemenkes Jamuran, DPR Ngomel Habis-habisan
Ilustrasi Biskuit Bayi. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan tengah menjadi perhatian Komisi IX DPR RI usai ditemukan borok dalam program pencegahan stunting di Indonesia. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Nasdem Irma Chaniago menyebut, ada temuan biskuit yang digunakan dalam program tersebut dalam keadaan rusak, bahkan berjamur.

Padahal, biskuit tersebut diberikan kepada anak-anak sebagai bagian dari pemberian makanan tambahan (PMT) dalam program pencegahan stunting di Indonesia.

Atas temuan itu, Irma Chaniago murka dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama Kemenkes di Senayan, pada Kamis (26/1/2023).

Lantas bagaimana hali tu bisa terjadi? Berikut sejumlah faktanya.

Baca Juga: Tanggapi Jenis Bantuan Stunting dengan Bercanda, Jokowi: Masa Dikasih Kopi Susu Sachet

Biskuit rusak dari pengadaan 2021

Terkait temuan biskuit rusak dan jamuran dalam pemberian makanan tambahan (PMT), Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenker Maria Endang Sumiwi mengatakan, bahwa biskuit yang rusak tersebut merupakan pengadaan 2021.

Ia mengakui, pada awal 2022, Kemenkes sempat menggunakan biskuit dari stok pengadaan pengadaan tahun sebelumnya.

Maria memastikan kalau Kemenkes telah memeriksa secara langsung ke udang tempat penyimpanan biskuit yang dilaporkan rusak itu.  Dan saat pemeriksaan, ia mengklaim kondisinya masih bagus.

Biskuit rusak ada di beberapa tempat

Baca Juga: Jangan Dibiarkan! Dokter Gizi Ungkap Gerakan Tutup Mulut Bisa Sebabkan Stunting Pada Anak

Meski mengklaim kondisi biskuit dalam keadaan baik saat diperiksa, Maria mengakui kalau Kemenkes juga menerima laporan lebih banyak yang rusak di beberapa lokasi lainnya.

Kemenkes lalu memeriksa satu per satu Gudang tersebut dan menemukan kurang dari satu persen PMT biskuit yang rusak.

"Kalau ada kerusakan tidak lebih dari satu persen, memang tidak bisa dimusnahkan. Sehingga kami tetap menggunakan, tetapi dengan catatan kepada Dinkes supaya tetap memeriksa terlebih dahulu, sebelum diberikan kepada masyarakat," ujar Maria.

Komisi IX DPR RI sebut PMT terburuk

Terkait dengan temuan biskuit PMT rusak itu, dengan lantang anggota Komisi IX DPR RI Irma Chaniago mengatakan kalau Kemenkes periode ini adalah yang terburuk disbanding sebelumnya.

Menurut dua, temuian biskuit PMT rusak itu menunjukkan kalau komunikasi antara pusat dan daerah tidak terjalin dengan baik, sehingga banyak suara di daerah tak didengaroleh pemerintah pusat.

"Terus terang saya bicara begini, ini PMT periode ini menurut saya itu PMT yang paling buruk, jamuran, rasanya tidak benar, kualitasnya buruk. Apa sih kerja kalian?," ujar Irma.

Jokowi ikut bicara soal biskuit

Terkait adanya temuan biskuit PMT yang rusak dan jamuran,presiden Jokowi ikut angkat bicara dan menyentil Kementerian Kesehatan.

Hal itu dilakukan presiden saat memberikan arahan dalam pembukaan rakernas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana nasional (BKKBN), pada Rabu(25/1/2023).

Presiden meminta agar pemberian biskuit untuk anak-anak dihentikan,karena kementerian dan Lembaga yang terkait terkesan hanya mencari gampangnya saja.

"Karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan dari K/L masih memberikan biskuit pada anak, cari mudahnya saya tahu. Lelangnya gampang," kata Jokowi.

Presiden juga mempertanyakan tidak adanya pemberian makanan yang lebih bergizi pada anak-anak, seperti telur dan ikan.

Menurut dia, kementerian/Lembaga lebih memilih makanan Kesehatan daripada telur dan ikan yang memiliki nilai gizi lebih tinggi.

"Kalau telur ikan kan gampang busuk, gampang rusak, cari mudahnya saja. Jangan dilakukan lagi. Kalau anaknya bayinya harus diberikan telur, ya, telur, ikan, ya, ikan," ujarnya.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI