Suara.com - Pertemuan antara Surya Paloh dan Presiden Jokowi pada Kamis (26/1/2023) sore kemarin disinyalir tidak terlepas dari isu perombakan kabinet atau rehuffle. Selain itu pertemuan keduanya juga menandakan adanya jalinan komunikasi yang tengah dibangun kembali usai memanas.
Diketahui pihak Istana dan NasDem memang dikabarkan kian memanas usai Ketua Umum NasDem Surya Paloh mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024.
"Selama ini pasca deklarasi NasDem untuk Anies sebagai capres di 3 Oktober yang lalu itu membuat pihak Istana gusar, marah, dan ujung-ujungnya tanda petik ingin me-reshuffle menteri dari NasDem. Dari situ, Surya Paloh pun sulit untuk berkomunikasi dengan Jokowi," kata analis politik Ujang Komarudin, Jumat (27/1/2023).
Menurut Ujang, pertemuan Paloh dan Jokowi juga tidak terlepas dari pertemuan yang lebih dahulu dilakukan Paloh dengan Menteri Koordinator Bidang Maritin dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Eropa pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Jelang Rabu Pon, Istana Benarkan Jokowi Panggil Surya Paloh Kamis Kemarin
Ujang mengatakan pertemuan Paloh dan Luhut memiliki andil untuk membuka kembali komunikasi antara Paloh dengan Jokowi yang sempat renggang. Ujang juga menyoroti sikap Paloh yang memerintahkan Fraksi NasDem di DPR untuk mendukung semua kebijakan-kebijakan Jokowi.
"Saya melihat kemungkinan 1 itu ingin menjalin komunikasi kembali antara Surya Paloh dengan Jokowi yang selama ini memang dekat, selama ini memang selalu bersama-sama dalam pemerintahan Jokowi jilid pertama antara Jokowi dengan NasDem," kata Ujang.
Kemungkinan lainnya, kata Ujang, bisa jadi pertemuan Paloh dan Jokowi itu memang membahas perihal reshuffle kabinet. Paloh kemungkinam menjalin komunikasi terkait reshuffle, antara menyerahkan kepada Jokowi atau meminta tidak ada reshuffle.
"Jadi di poin 2 pun di kemungkinan kedua yang saya sebutkan ini bahwa bisa saja NasDem menarik menteri- menteri dari kabinet atau bisa juga betul-betul memang memberikan keleluasaan kepada jokowi karena itu hak prerogatif tidak cawe-cawe," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem, Charles Meikyansah, mengatakan, bahwa pertemuan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi di Istana, Kamis (26/1) kemarin adalah pertemuan yang akan membawa kebaikan buat negara.
Baca Juga: Naiknya Tren Kepuasan Kinerja Berkat Strategi Jitu Jokowi: Ekonomi Indonesia Solid
"Saya pikir ini pertemuan yang sangat kuat, pertemuan yang sangat bagus untuk bangsa ini, di tengah dinamika kita. Iya sudah pasti lah itu, untuk kebaikan negara ya," kata Charles kepada wartawan, Jumat (27/1/2023).
Kendati begitu, Charles belum bisa membeberkan lebih jauh soal isi pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi tersebut.
"Kalau isi pertemuannya, saya juga lagi konfirmasi kepada beliau, yaitu apa saja. Yang jelas buat kebaikan kita semua lah, bangsa Indonesia," tuturnya.
"Apalagi ini kan bertemu kepala negara yang sangat berpengaruh kuat di dunia hari ini, Pak Jokowi dan salah satu bapak bangsa juga kan, Pak Surya Paloh," sambungnya.
Dipanggil Mendadak
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh bertemu Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi di Istana, Kamis (26/1/2023) sore. Jokowi disebut memanggil Surya Paloh secara mendadak.
Hal itu disampaikan langsung oleh Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni saat dikonfirmasi oleh Suara.com, Jumat (27/1/2023).
"Beliau (Surya Paloh) dipanggil bapak presiden mendadak," kata Sahroni.
Sahroni menyampaikan, pertemuan tersebut bukan karena Surya Paloh berinisiatif menyambangi Istana. Namun hal itu terjadi karena memang Jokowi melakukan panggilan.
Adapun ketika ditanya panggilan mendadak Jokowi tersebut membahas perihal apa, Sahroni mengaku tidak mengetahuinya.
Terlebih karena dia sendiri tidak ikut dalam pertemuan antara Surya Paloh dengan Jokowi di Istana Kamis sore kemarin.
"Tapi saya nggak tahu isi pertemuannya apa karena saya nggak ikutan," pungkasnya.