Suara.com - Kasus panjang kisruhnya Meikarta menyeret CEO Lippo Group James Riady. Diketahui bahwa PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) selaku pengembang dari mega proyek Meikarta ternyata adalah anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).
Berkat fakta tersebut, DPR RI memanggil James Riady lantaran Presiden Direktur PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) mangkir dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) pada hari Rabu (25/1/2023).
DPR sontak dibuat geram atas mangkirnya bos PT MSU tersebut dan meminta penjelasan dari pihak lain yang terlibat, yakni mega perusahaan milik James Riady itu.
"Ini kan menunjukkan Meikarta ini merasa kuat, bisa melakukan segala-galanya merasa dilindungi. Yang menuntut Rp56 miliar itu bukan hanya MSU tapi 2 entitas milik Lippo Group. Pertama MSU, kedua Nobu Bank. Nobu itu bank tempat konsumen bayar cicilan," kata Anggota Komisi VI Andre Rosiade.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi X DPR Kunjungi Universitas Negeri dan Swasta di Sumatera Utara
Menggali profil bos Lippo James Riady: Satu dari 9 Naga RI
James Riady bukanlah sosok yang kaleng-kaleng, sebab kekayaannya telah dikenal dan diakui di mata publik. James juga disebut-sebut sebagai satu dari '9 Naga RI', yakni sebuah grup berisikan para konglomerat tajir melintir seantero RI.
Pria yang bernama lengkap James Tjahaja Riady itu lahir 7 Januari 1957.
James yang datang dari keluarga konglomerat tersebut memiliki pendidikan yang apik. Ia sejak kecil dituntut mandiri dan disekolahkan ke luar negeri, yakni ke Macau.
Usai memasuki usia kuliah, James dikuliahkan di Australia dan kuliah di University of Melbourne.
James oleh ayahnya dikirim ke Amerika untuk terjun ke dunia Perbankan pada tahun 1977.
James Riady dari berbagai sumber, diketahui bahwa pertama kali ia bekerja di Irving Trust Banking Company saat berusia 18 tahun. James juga sempat bertemu dengan Jack Steven saat di Amerika.
Jack Steven dikenal sebagai seorang bankir kenamaan asal Arkansas.
Anak dari Mochtar Riady
Adapun James Riady merupakan putra dari Mochtar Riady, pendiri Lippo Group.
James melanjutkan kekaisaran ayahnya dan berhasil menjadi salah satu konglomerat terbesar di Asia, yang berinvestasi di bidang real estat, ritel, perhotelan dan rekreasi, kesehatan, pendidikan, media dan berita, telekomunikasi, teknologi digital, serta layanan keuangan.
Lippo Group tak hanya menjalankan bisnisnya di Jakarta saja, akan tetapi juga berada di sejumlah kota-kota besar di Indonesia.
Salah satunya yaitu di kota Kupang. Tak hanya berfokus pada pusat perbelanjaan, Lippo Group juga merambah pada sektor hiburan melalui Timezone atau tempat bermain anak serta membangun beberapa bioskop berkelas.
Kontributor : Armand Ilham