Suara.com - Benarkah manusia sebelum dilahirkan ditanya oleh malaikat 77 kali sehari? Pertanyaan itu belakangan menjadi topik hangat di tengah masyarakat. Untuk mengetahui kebenaran mengenai pertanyaan tersebut, yuk simak penjelasan selengkapnya pada artikel berikut.
Diketahui, sebelum dilahirkan ke dunia seorang bayi sudah mempunyai perjanjian dengan Allah SWT. Karena ternyata, pada awalnya bagi merasa ragu untuk lahir ke dunia dan lebih memilih tetap di surga. Lantas ingatkah kita tentang perjanjian sebelum lahir tersebut? Tentu semua manusia di dunia tidak akan ingat mengenai perjanjian tersebut. Hal ini sebagaimana disebut dalam firman-Nya dalam Al-Quran yang artinya:
"Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyerumu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang yang beriman". (QS. Al Hadid [57]:8).
Perjanjian antara manusia dengan Allah SWT terjadi setelah Nabi Adam AS diciptakan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang artinya:
Sewaktu menciptakan Nabi Adam, Allah mengusap punggungnya. Maka berjatuhanlah dari punggungnya setiap jiwa keturunan yang akan diciptakan Allah dari Adam hingga hari Kiamat. Kemudian, di antara kedua mata setiap manusia dari keturunannya Allah menjadikan cahaya yang bersinar. Selanjutnya, mereka disodorkan kepadanya. Adam pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah keturunanmu,” (HR. Al-Tirmidzi).
Perjanjian antara Allah dan manusia sebelum lahir ke dunia terjadi saat kandungan berusia 4 bulan. Adapun isinya Allah menawarkan kepada manusia setelah terlahir untuk bertakwa dan patuh kepada Allah SWT.
“Jadi sejak kita dalam kandungan ibunda kita usia 4 bulan, ruh sudah masuk, Allah menyampaikan tawaran kepada kita untuk berkomitmen kepada Allah,”
Kata Allah SWT apakah kamu siap untuk menjadikan saya Tuhan yang kamu sembah? Maka dengan itu saya akan memenuhi semua kebutuhanmu, jika kamu minta saya beri, kamu sakit saya sembuhkan, kamu butuh saya anugerahkan, kamu ingin saya persembahkan, kamu ingin rezeki saya tampilkan, kamu salah saya maafkan, dan kamu dosa saya ampuni.
Maka dengan penuh keyakinan manusia mengatakan "Ya Allah siap tanpa pertimbangan lagi. Kami yakin, kami akan menyembah Engkau sebagai Tuhan dan Ya Allah mohon supaya nanti saat saya terlahir kabulkan setiap kebutuhan yang kami butuhkan, kalau kami butuh kami akan minta, kalau kami sakit kami akan mohon disembuhkan, kalau kami salah maka kami akan mohon untuk dimaafkan, kalau kami berdosa maka kami mohon diampuni Ya Allah"
Begituh isi perjanjian manusia dengan Allah SWT. Kemudian setelah itu kita katakan "syahidna" yang berarti kami bersyahadat. Untuk itulah Nabi mengatakan bahwa setiap yang terlahir di dunia sudah ada fitrah di dalam dirinya melakukan kecenderungan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'alaa.
Oleh sebab itu, Allah SWT akan menetapkan kejadian-kejadian dalam setiap kehidupan manusia dengan tujuan agar mereka meminta dan memohon hanya kepada Allah. Dengan setiap doa yang diawali dengan kata Rabb.
Lantas mengapa Allah SWT memilih kata Rabb untuk menamakan diri-Nya, dan bukan nama-nama lain yang terdapat dalam Asmaul Husna?
Kata Rabb tersebut diambil dari satu sifat yang disebutkan dengan Rububiyah. Dalam bahasa Arab tidak disebutkan sifat yang terkait dengan rububiyah tersebut mencakup segala jenis perhatian yang mungkin akan diberikan, misalnya ada yang sakit maka akn disembuhkan, ada yang susah akan dimudahkan, ada yang butuh akan diberikan.
Semua yang dibutuhkan akan dipenuhi, dinamakan dengan sifat rububiyah. Jika sifatnya terbatas dengan batasan tertentu, dapat memberi sekarang dan nanti belum tentu bisa maka disebut dengan Murabbi.
“Maka secara otomatis kejadian-kejadian yang kita alami sepanjang hidup itu siapapun dia, apakah orang tersebut paling tinggi jabatannya, orang itu paling kaya atau orang paling apapun di muka bumi ini. Maka selama hidup pastin akan dipaksa menemui sebuah kejadian untuk kita memanggil dan memohon pertolongan kepada Allah Subhanahuwata’ala,”
Nah itu tadi penjelasan mengenai benarkah manusia debelum dilahirkan ditanya oleh malaikat 77 kali sehari? Pada dasarnya sebelum terlahir ke dunia, manusia telah terikat perjanjian dengan Allah SWT. Namun sebagai manusia biasa kita tidak dapat mengingat kapan tepatnya perjanjian itu terjadi. Wallahu'alam.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari