Suara.com - Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah agama Islam yang dialami oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagai seorang Muslim sudah seharusnya mengetahui tentang kisah perjalanan Nabi ini karena banyak sekali hikmah dan pelajaran yang akan didapat. Untuk itu, simak kisah Isra Miraj yang shahih sesuai dengan hadits Nabi berikut.
Dalam penanggalan kalender Hijriah, Isra Miraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab 1444 H atau bertepatan dengan 18 Februari 2023. Pada hari bersejarah tersebut, umat Islam biasanya akan menggelar beragam acara keagamaan seerti pengajian, membaca sholawat, membaca ayat suci Al-Quran, sedekah dan lain sebagainya.
Kisah Isra Miraj yang Shahih
Peristiwa Isra Miraj dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Isra sebagai perjalanan dalam satu malam, yang dialami Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. al-Isra’, 17:1).
Kemudian Isra Miraj dijelaskan dalam hadits shahih Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Aku telah didatangi Buraq, yaitu seekor binatang yang berwarna putih, berukuran lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal (hewan persilangan antara keledai dan kuda). Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut buraq tersebut mencapai ujungnya."
Nabi lalu bersabda lagi: "Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa). Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Sesaat kemudian aku masuk ke dalam masjid lalu mendirikan sholat sebanyak dua rakaat.
Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi malaikat Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu. Dan aku pun memilih susu. Jibril pun berkata, 'Kamu telah memilih fitrah'.
Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril meminta agar dibukakan pintu, maka ditanyakan, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Ditanyakan lagi, 'Siapa yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutus? 'Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutus.' Maka dibukalah pintu untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan.
Setelah itu aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril meminta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanyakan lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Kemudian, pintu pun dibukakan. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambut kedatanganku dan mendoakan aku dengan segala kebaikan.
Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril meminta supaya dibukakan pintu. Lalu ditanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu Nabi Yusuf Alaihis Salam, ternyata dia telah dikaruniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi di sana. Dia terus menyambut kedatanganku dan mendoakan aku dengan kebaikan.
Aku dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril pun meminta supaya dibukakan pintu. Terdengar suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris AS, dia menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Allah SWT berfirman: '(Dan kami telah mengangkat ke tempat yang tinggi darjatnya) '.
Setelah itu aku dibawa lagi naik ke langit kelima. Jibril meminta supaya dibukakan pintu. Terdengar suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun AS, dia menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan.
Aku terus dibawa naik ke langit keenam. Jibril meminta supaya dibukakan pintu. Terdengar suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawab, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba saja aku bertemu dengan Nabi Musa, dia menyambut kedatanganku dan mendoakan aku dengan kebaikan.
Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril meminta supaya dibukakan pintu. Terdengar suara bertanya lagi, 'Siapakah kamu? ' Jibril menjawabnya, 'Jibril'. Jibril ditanya lagi, 'Siapakah bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad'. Jibril ditanya lagi, 'Apakah dia telah diutuskan? ' Jibril menjawab, 'Ya, dia telah diutuskan'. Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim AS, dia tengah berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasan tempatnya setiap hari dapat memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi (Baitul Makmur).
Setelah sampai langit ketujuh, kemudian Nabi dibawa ke Sidratul Muntaha. Nabi menjelaskan keadaan Sidratul Muntaha yang tidak dapat dijumpai di dunia. Nabi bersabda yang artinya:
"Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." Beliau lalubersabda: "Ketika beliau menaikinya dengan perintah Allah, maka sidratal muntaha menjadi berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah SWT yang mampu menggambarkan keindahannya".
Di sana Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW dengan mewajibkan manusia mengerjakan sholat lima puluh waktu dalam sehari semalam. Lalu Rasulullah pun turun dan bertemu Nabi Musa Alaihissalam, lalu ia bertanya:
"Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ' Nabi bersabda: "Sholat lima puluh waktu". Nabi Musa pun berkata, "Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba kepada Bani Israel dan menguji mereka".
Beliau lalu bersabda: "Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, 'Wahai Tuhanku, berilah keringanan terhadap umatku'. Lalu Allah SWT mengurangi menjafi lima waktu sholat dari beliau bersabda'. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah meringankan lima waktu sholat dariku'. Nabi Musa kemudian berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi'.
Beliau bersabda: "Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah SWT berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap shalat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka dari itu lima puluh shalat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melaksanakan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya sebagai satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'.
"Aku pun turun lahi hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan'. Aku menjawab, 'Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga malu kepada-Nya'." (HR. Muslim no. 162)
Begitulah tadi kisah Isra Miraj yang shahih sesuai dengan hadits yang tidak diragukan lagi keshahihannya. Semoga dengan mengetahui peristiwa tersebut kita bisa istiqomah menjalankan perintah Allah SWT terutama untuk mengerjakan sholat lima waktu.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari