Suara.com - Majelis hakim memvonis mantan Presiden Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin 3 tahun 6 bulan atau 3,5 penjara terkait kasus penyelewengan dana donasi korban Lion Air JT 610. Hukuman tersebut lebih ringan dibandingkan dengan tuntutan jaksa 4 tahun penjara.
Lalu, apa alasa hakim menjatuhkan vonis tersebut?
Hakim menyatakan setidaknya ada tiga hal yang meringankan bagi Ahyudin yang divonis 3,5 tahun penjara. Yang pertama, Ahyudin dinilai menyesal dan sudah mengakui perbuatan.
Kemudian, Ahyudin dinilai masih mempunyai tanggungan keluarga dan belum pernah dihukum kasus pidana.
Baca Juga: Divonis Lebih Rendah Dibanding Tuntutan Jaksa, Eks Presiden ACT Ahyudin Pikir-pikir Ajukan Banding
"Terdakwa berterus terang dan menyesali perbuatannya," jelas hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa (24/1/2023).
Adapun hal yang memberatkan dari hukuman Ahyudin yakni perbuatannya menyelewengkan dana donasi disebut sudah meresahkan masyarakat dan terbukti menyalahgunakan dana sosial dari Boeing.
"Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat luas khususnya penerima manfaat dan ahli waris korban pesawat Boeing," sebut hakim.
"Perbuatan Terdakwa menyalahgunakan dana sosial Boeing penerima manfaat," sambungnya.
Seperti diketahui, Ahyudin dituntut tiga tahun 6 bulan penjara di kasus penyelewengan dana hibah korban Lion Air JT 610 senilai Rp 117 miliar.
Baca Juga: Tok! Eks Presiden ACT Ahyudin Divonis 3,5 Tahun Bui di Kasus Tilap Dana Korban Lion Air JT 610
"Mengadili, menyatakan terdakwa Ahyudin terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana serta melakukan, menyuruh melakukan dan turut serta melakukan perbuatan penggelapan dalam jabatan," ujar hakim, Selasa (24/1/2023).
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ahyudin 3 tahun 6 bulan penjara," katanya.