Bongkar Masalah Krusial Kesehatan Indonesia, Menkes di DPR: Jumlah Dokter Spesialis Kita Kurang

Selasa, 24 Januari 2023 | 13:54 WIB
Bongkar Masalah Krusial Kesehatan Indonesia, Menkes di DPR: Jumlah Dokter Spesialis Kita Kurang
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2023). (Tangkap layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan atau Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin membeberkan soal masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya soal masih kurangnya jumlah dokter umum dan dokter spesialis yang ada di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Awalnya Budi menyampaikan soal rencana Kemenkes melakukan transformasi kesehatan Indonesia. Ia pun mendukung adanya RUU Kesehatan lantaran sejalan dengan transformasi kesehatan Indonesia.

Kemudian, ia membeberkan masalah-masalah yang dunia kesehatan Indonesia yang harus ditransformasi. Salah satunya soal masih kurangnya SDM kesehatan khususnya dokter spesialis.

Baca Juga: 5 Organisasi Kesehatan Tolak Rencana Menghapus UU Profesi di RUU Kesehatan, Kenapa Alasannya Kalau Boleh Tahu?

"Transformasi SDM kesehatan ini yang paling krusial, posisi kami adalah jelas dalam metriks apapun, jumlah dokter spesialis itu kurang," kata Budi.

Menurutnya, Kemenkes telah melakukan pengecekan ke luar negeri sampai melakukan pengecekan ke Badan Organisasi Kesahatan Dunia atau WHO. Hasilnya dokter spesialis di Indonesia memang masih sangat kurang.

"Memang ini menjadi banyak perdebatan, tapi saya sudah cek ke negara-negara lain, saya sudah cek ke organisasi profesi di negara lain, kita sudah cek ke WHO dan World Bank, dalam matriks apapun jumlah dokter dan jumlah dokter spesialis kita sangat kurang," tuturnya.

Kondisi kurangnya dokter spesialis di Indonesia juga, kata dia, ditandai dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.

"Banyak rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis, masih banyak puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi, dan banyaknya tempat praktek dokter yang bisa praktek di tiga tempat," ujarnya.

Baca Juga: 5 Organisasi Profesi Medis di NTB Tegas Menolak RUU Kesehatan Omnibus Law

Di luar negeri itu umumnya, kata Budi, mereka praktek di satu tempat, hal itu juga menujukkan bahwa dokter dan dokter spesialis di Indonesia kurang.

"Diskusi dengan organisasi profesi dan perguruan tinggi terus kita lalukan, karena memang masih ada pihak yang merasa dokter dan dokter spesialis kita sudah cukup, padahal kenyataannya sangat kurang," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI