Suara.com - Kasus pembunuhan berantai dalam Serial Killer Aki Wowon Cs masih terus diselidiki oleh kepolisian. Tercatat dalam kejahatan pembunuhan berantai tersebut sudah ada sembilan korban yang meninggal.
Dalam catatan kepolisian, korban tersebut meliputi dua TKW yang dibunuh yakni, Siti yang jasadnya dibuang ke laut oleh Noneng -mertua Aki Wowon-, Farida yang dibunuh dengan cara diracun. Selain kedua TKW tersebut, tercatat ada mertua Aki Wowon, Noneng yang sebelumnya mengeksekusi Siti, diracun oleh Duloh.
Selain itu, tercatat ada tiga istri Aki Wowon yang dibunuh, yakni Wiwin yang merupakan anak Noneng. Ia dibunuh dengan cara diracun dan jasadnya dikubur bersama ibunya di Cianjur. Kemudian Halimah yang tewas dibunuh Duloh. Kemudian istri Aki Wowon yang dibunuh yakni Ai Maimunah yang tewas diracun di Bekasi.
Sementara untuk korban anak, tercatat nama Bayu. Anak kandung Aki Wowon dengan Maimunah yang berusia 2 tahun ini dibunuh dengan cara dicekik oleh Duloh. Kemudian tercatat nama Ridwan dan Riswandi yang merupakan anak dari Ai Maimunah yang tewas diracun di Bekasi.
Baca Juga: Syok Tahu Halimah Korban Serial Killer Wowon Cs dari Media, Keluarga Ungkap Fakta Ini
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Tersangka Duloh membunuh delapan korban dalam serial killer pembunuhan berantai tersebut.
"Solihin alias Duloh sebagai eksekutor," kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1/2023).
Sedangkan satu eksekutor lainnya, yakni Noneng, mertua Aki Wowon yang menghilangkan nyawa Siti. Noneng sendiri akhirnya dihabisi Duloh atas perintah Aki Wowon.
Dalam pembunuhan berantai ini, Aki Wowon berperan mengiming-imingi penggandaan uang terhadap dua tenaga kerja wanita atau TKW bernama Farida dan Siti yang akhirnya tewas dibunuh, usai ditipu sebanyak Rp1 miliar.
"Peran Wowon alias Aki ini bagaimana mengiming-imingi, menjanjikan, mencari para korban sehingga mau menyerahkan barangnya," ungkap Trunoyudo.
Sementara peran tersangka Dede ialah turut serta membantu Aki Wowon dan Duloh dalam memancarkan aksi kejahatannya. Mulai dari menyiapkan galian untuk kuburan korban hingga menampung uang hasil setoran kedua korban TKW.
Kekinian, kata Trunoyudo, penyidik masih mendalami peran hingga motif dalam kasus ini secara scientific crime investigation. Dalam pelaksanaannya dengan melibatkan ahli interprofesi.
"Kesimpulan itu belum bisa kita simpulkan karena ini sangat dinamis," kata dia.