Sebelum akhirnya terjun ke dunia preman, Hercules merupakan seorang portir untuk TNI AD pada integrasi Timor Timur. Pada saat menjadi tenaga bantu tersebut, nama Hercules disematkan pada lelaki yang mempunyai badan yang besar dan kuat seperti sosok Hercules yang disebutkan dalam mitologi Yunani.
Pada tahun 1978 ada sebuah pemboman di Ainaro yang menewaskan orang tua Hercules ketika terjadi bentrok antara kelompok pro kemerdekaan (frente Revolucionaria de Timor-Leste Indepente Fretilin) dengan kelompok pro-integrasi dengan Republik Indonesia.
Saat berada di Timor Timur, ia juga kehilangan salah satu tangan dan sebelah matanya, saat mengirim logistik untuk tentara, tetapi saat perjalanan helikopter yang dinaiki mengalami kecelakaan.
Dari adanya kecelakaan ini, Hercules pun akhirnya mengubah hidupnya. Pada saat itu, ia mengalami luka yang cukup parah kemudian dilarikan ke Jakarta dan menjalankan perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Namun naas, tangan kanannya tidak bisa diselamatkan dan harus diamputasi. Sebenarnya, pada saat itu, Hercules belum selesai menjalankan perawatan, tetapi karena tidak tahan dengan suasana RSPAD, ia memutuskan untuk kabur dari rumah sakit.
Setelah selesai perawatan, Hercules tidak kembali ke Timor Timur, tetapi ia hijrah ke Jakarta, dan mendirikan kelompok preman yang akhirnya menguasai Tanah Abang, mengatur dunia bawah tanah kejahatan sejak 1990-an.
Ia digambarkan sebagai kepala preman yang perna berkuasa di Tanah Abang, ia juga tidak segan-segan untuk adu fisik dengan lawannya.
Tidak hanya sampai disitu, Hercules juga gemar membawa senjata tajam yang kemudian ditakuti oleh lawannya.
Secara umum, dunia bawah tanah selalu menghindari dari sorotan media. Namun berbeda dengan sosok Hercules yang kerap muncul dalam acara TV serta majalah tabloid.
Ia menjadi orang yang ditakuti. Sudah sekitar satu tahun ke belakang, Hercules diketahui mencoba untuk membangun bisnis yang legal dan pada 22 Februari 2022 lalu ia dikonfirmasi diangkat menjadi tenaga ahli di BUMD milik DKI, Perumda Pasar Jaya.