Wamenag Ingatkan Penceramah Jangan Serang Kehormatan Presiden, Ikut Sindir Cak Nun?

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 19 Januari 2023 | 15:00 WIB
Wamenag Ingatkan Penceramah Jangan Serang Kehormatan Presiden, Ikut Sindir Cak Nun?
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Nadwah Al-Haj Al-Akbar [Dok: MCH 2022]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengingatkan para pemuka agama agar tidak menyerang kehirmatan presiden dan wakil presiden di depan umum.

Pernyataan Wamenag ini keluar tak lama setelah ribut-ribut soal ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi Firaun.

"Saya mengimbau kepada siapa pun khususnya penceramah agama untuk tidak menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri Presiden dan/atau Wakil Presiden di depan umum," kata Zainut, Kamis (19/1/2023).

"Apapun alasannya, tindakan tersebut tidak dibenarkan menurut ajaran agama dan ketentuan hukum," kata Zainut dalam keterangan pers.

Baca Juga: Minta Maaf Cela Jokowi Firaun Tak Sebut Nama, Cak Nun Dicibir Sombong: Egois dan Arogan!

Wakil Yaqut Cholil Quomas ini memperingatkan agar segala kritik dan saran terhadap pemerintah dilakukan dengan cara yang bijak dan mengedepankan etika.

"Tidak dengan cara yang sarkastik dan melanggar norma susila, hukum, dan agama," imbaunya.

Wakil Menteri dari Partai Persatuan Pembangunan ini menyebut bahwa para pemuka agama memiliki tugas untuk mengajak kebaikan bukan menyebar kemungkaran.

"Setiap tokoh agama, ulama, dan penceramah agama mengemban tugas mulia sebagai pewaris para nabi (waratsatul ambiya) untuk melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar yakni mengajak kebaikan dan mencegah kemugkaran melalui jalan dakwah," imbuhnya.

Zainut melanjutkan, berdakwah seharusnya menggunakan cara yang diajarkan Rasulullah SAW dengan menyampaikan pesan yang baik dengan cara yang bijak.

Baca Juga: Tengah Ramai Jokowi Mirip Raja Firaun, Amien Rais: Sebodoh-bodohnya Raja Bisa Cengkeram Kekuasaan

"Dan mujadalah hasanah yakni berdiskusi atau bertukar pikiran dengan cara yang santun dan bijak," ujar Zainut.

Zainut juga menegaskn aga penceramah tidak menebar kebencian dan mengungkapkan ketidaksukaannya hingga membuatnya berbuat tidak adil.

"Setiap penceramah agama hendaknya bersikap adil dan obyektif dalam menilai seseorang, jangan sampai karena kebencian atau ketidaksukaannya terhadap orang lain menjadikan tidak bisa berbuat adil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Ma'idah ayat 8," jelasnya.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI