Suara.com - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menjadi salah satu pihak yang mempersoalkan ceramah Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib mengenai Jokowi Firaun. Padahal sebelumnya, Guntur Romli juga pernah melakukan hal yang sama terhadap Anies Baswedan kala masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Guntur Romli bisa dibilang sebagai sosok yang membuat potongan ceramah Cak Nun viral di Twitter.
"Jika ada kekurangan di Jokowi, tidak sampe layak dihina seperti Firaun, jika ada kelebihan Emha Ainun Najib gak sampe level Nabi Musa & Sabrang seperti Nabi Harun," cuitnya.
Guntur Romli menilai bahwa Cak Nun sedang meninggikan Jokowi dan merendahkan dirinya sendiri.
"Hanya kesombongan & ketakaburan yg mengatakan itu. Cak Nun sedang meninggikan Jokowi & merendahkan dirinya sendiri," katanya.
Adapun dalam ceramahnya, Cak Nun menyebut Indonesia telah dikuasai sebuah sistem kekuasaan yang kuat. Di mana Jokowi diibaratkan sebagai Firaun hingga pengusaha Anthony Salim sebagai perlambangan Qorun.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga terus Haman yang namanya Luhut," kata Cak Nun.
Karena dibawa ke Twitter inilah, ceramah Cak Nun lantas viral dan menuai beragam kontroversi. Usai kejadian tersebut, budayawan itu meminta maaf.
Guntur Romli pun mengapresiasi langkah Cak Nun meminta maaf. Namun, kenapa Guntur Romli mempermasalahkan kalimat yang membawa-bawa Firaun tersebut?
Baca Juga: AHY Ngaku Jadi Sahabat Anies Baswedan: Kami Punya 'Chesmistry'
Dipantau dari laman Twitter-nya, ternyata Guntur Romli juga beberapa kali melontarkan kalimat yang nyaris sama. Ia menyamakan Anies Baswedan yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sebagai Firaun.