Suara.com - Koalisi Perubahan yang dijajaki NasDem, PKS, dan Partai Demokrat kini tengah dalam perjalanan mencari dwitunggal. Mereka tinggal mencari bakal cawapres yang tepat, yang dapat melengkapi dan mendampingi sosok Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Menurut Ketua Umum NasDem Surya Paloh, penentuan dwitunggal dari koalisi perubahan nantinya harus benar-benar disepakati bersama partai-partai di koalisi secara setara. Kata dia, tidak ada yang nantinya memaksakan kehendak masing-masing.
Pernyataan terkait itu disampaikan Paloh dalam pertemuan dengan Fraksi NasDem di NasDem Tower beberapa waktu lalu. Ketua DPP NasDem Willy Aditya yang kemudian mengungkapkan isi pesan Paloh.
"Jadi tidak atas dasar memaksakan kehendak. Kita kan datang dengan, kalau pesan Pak Surya itu dengan kejuangan, dengan solidaritas, dengan satu nafas yang equal," kata Willy menyampaikan pesan Surya Paloh kepada wartawan dikutip Rabu (18/1/2023).
Baca Juga: Surya Paloh: Anies Jadi Simbol Perekat Koalisi Perubahan, Soal Cawapres Dia Yang Tentukan
Surya Paloh mengingatkan akan spirit awal membangun koalisi perubahan yang didasarkan terhadap kesetaraan bersama. Karena itu ia menekankan tidah boleh kemudian ada yang memaksakam kehendak.
"Kecuali mau ada subordinasi satu dengan yang lain, itu hal yang berbeda," kata Willy mengulang pesan Paloh.
Soal Cawapres jadi Urusan Anies
Sebelumnya, Paloh menyebut Anies saat oni menjadi simbol perekat koalisi perubahan bagi NasDem, PKS, dan Demokrat.
"Toh yang menjadi simbol perekat ini adalah Anies. Siapa yang akan menjadi cawapres ya nanti kita akan rembuk bersama, kata Pak Surya. Siapa yang kemudian bisa menjadikan ini dwitunggal," kata Willy.
Paloh, dalam hal ini NasDem, menyerahkan penentuan cawapres itu kepada Anies seorang. Tetapi tentu sebelum menentukan, koalisi perubahan bersama calon dwitunggal akan duduk bersama lebih dulu.
"Pak Surya ini pesan, jadi ya kita kan sudah serahkan kepada mas Anies. Mas Anies nanti yang akan menentukan. Tentu sebelum menentukan akan ada dialog bersama," kata Willy.