Suara.com - Belum lama ini Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan dikabarkan bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh di London, Inggris.
Pertemuan itu menimbulkan beragam spekulasi, mulai dari kemungkinan Partai NasDem dikeluarkan dari koalisi pemerintah sampai potensi Paloh diminta tidak lagi mendukung Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2024.
Namun pengamat politik Refly Harun mempunyai pandangan berbeda. Dilihat di kanal YouTube-nya, Refly menduga kedua tokoh itu membicarakan soal presiden dan wakil presiden.
"Namanya politik kan pasti negosiasi, ada take, ada give," ujar Refly, dikutip pada Selasa (17/1/2023). Di sinilah kemungkinan ada perjanjian untuk keamanan nasib Jokowi dan kelompoknya.
Baca Juga: Syarat Pembangunan Rumah Ibadah di Indonesia, Sesulit Apa Sampai Jokowi Sentil Kepala Daerah?
"Yang diambil adalah tetap di koalisi pemerintahan, yang diberikan adalah andai Anies Baswedan menang maka bla bla bla bagi oligarki atau kekuasaan hari ini," jelas Refly.
"Jadi nasibnya itu bagaimana di pemerintahan yang baru. Barangkali negosiasinya itu Anda akan tidak dipersoalkan, hanya Surya Paloh, Luhut Binsar Pandjaitan, feat Peter Gonta yang tahu hasil dari pertemuan itu," sambung ahli hukum tata negara tersebut.
Refly lalu menduga skenario politik yang terbentuk pasca negosiasi Paloh dan Luhut di London.
"Jadi nanti kita lihat. NasDem akan tetap di pemerintahan sampai tahun 2024, tapi calon NasDem akan memberikan perlindungan kepada presiden sekarang atau kroni-kroninya seandainya terpilih," terang Refly.
"Seandainya tidak terpilih case closed, nggak ada permainan lagi, sudah selesai. Tinggal nanti apakah NasDem akan kembali ke pangkuan rezim baru yang masih terusan dari sekarang, atau dia tetap melakukan politik oposisi," imbuhnya.
Baca Juga: Heboh Video Ceramah Sebut Jokowi Firaun, Luqman PKB Minta Cak Nun Tak Perlu Dipolisikan
Skenario itulah yang menurut Refly menjadi syarat untuk kelanjutan pencapresan Anies di Pemilu 2024. Meski begitu, Refly juga menduga kemungkinan buruk Paloh akan berkhianat dan kembali ke kubu Istana.
"Dia akan kacaukan Koalisi Perubahan, maka terbentuklah skenario Ganjar berpasangan dengan AHY, kemudian Prabowo berpasangan dengan Puan, Anies gigit jari. Tapi mudah-mudahan tidak. Saya yakin Surya Paloh bukan pemimpin seperti itu," pungkasnya.