Nanti Megawati akan fokus dalam berbagai urusan kebangsaan, sementara Jokowi fokus pada poin-poin yang kuat di era pemerintahannya seperti infrastruktur, pembangunan IKN, sampai ekonomi.

Zulfan menilai usulnya masuk akal sebab Rusia juga melakukan hal serupa. Publik disebut ingin Vladimir Putin tetap memerintah karena mampu membawa Rusia maju menyaingi Amerika Serikat, tetapi terhalang konstitusi maksimal 2 periode.
"Maka diambil langkah Putin menjadi Perdana Menteri, Medvedev (Dmitry Medvedev) menjadi Presiden. Kemudian pada Pemilu berikutnya, Putin menjadi Presiden lagi. Jadi presiden-presiden di dunia itu sudah ada, jadi jangan kita mengatakan ini set back, tidak ada kemajuan, tidak ada perubahan, saya kira itu salah," jelas Zulfan.
Karena itulah, dia masih bersikeras mengusung wacana Megawati-Jokowi di Pilpres 2024. "Wah ini mantap udah. Kalau Pak Jokowi itu kita anggap tesis, Anies Baswedan antitesis, Megawati-Jokowi ini sintesis," pungkasnya.