Suara.com - Pengacara Kuat Maruf, Irwan Iriawan mengaku kecewa kliennya dituntut 8 tahun penjara terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat. Menurutnya, Kuat sama sekali tidak mengetahui soal rencana pembunuhan terhadap Yosua.
"Sebagai kuasa hukum kecewa dengan tuntutan seberat itu dengan kapasitas Kuat yang dalam beberapa hal dipersidangan tidak tahu-menahu peristiwa ini," kata Irwan kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/1/2023).
Selain itu, beberapa analisis yang disampaikan jaksa saat pembacaan tuntutan tidak pernah diterangkan sepanjang persidangan. Dia berarap kliennya dapat dibebaskan dari segala tuntutan.
"Karena banyak hal menurut kami yang tidak terungkap di persidangan kemudian dimuat dalam menjadi dasar tuntutan," jelas Irwan.
"Dari awal meminta Kuat Maruf ini harusnya bebas, dia tidak tahu akan peristiwa Duren Tiga," sambungnya.
Seperti diketahui, Kuat Maruf dituntut 8 penjara terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kuat Maruf selama 8 tahun dikurangi masa penangkapan dan penahanan," kata jaksa penuntut umum (JPU) saat membacakan tuntutan Kuat di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/1/2023).
Tuntutan dengan hukuman 8 penjara diberikan JPU berdasarkan dakwaan premier Pasal 340 dan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Hukuman itu lebih ringan dibandingkan dengan hukuman maksimal yang mencapai pidana mati.
Lebih lanjut, tuntutan tersebut dijatuhkan sebagaimana keyakinan JPU atas terdakwa Kuat Maruf yang seharusnya mengetahui terkait rencana pembunuhan Birgadir Yosua yang disusun Ferdy Sambo.
"Terdakwa Kuat Marut terlibat dalam rencana perampasan nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat," kata JPU.
Sebagai informasi, dalam perkara ini Kuat didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua bersama Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer, Putri Candrawathi dan Bripka Ricky Rizal.
Mereka didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Kelimanya terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.