Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Feri Amsari mengkritisi sikap Menteri BUMN Erick Thohir yang mendaftar sebagai calon ketua umum Persatuan Seluruh Indonesia (PSSI). Menurutnya, Erick harus segera mengundurkan diri sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Feri mengatakan, seorang menteri harus mengedepankan profesionalitas dalam bekerja. Jika mengemban jabatan lain, maka Menteri yang bersangkutan tidak bisa fokus dalam melakukan pekerjaannya.
"Menjadi ketua PSSI sama saja dia tidak fokus dan serius untuk menjalankan tugas kementerian yang menjadi tanggung jawabnya," ujar Feri saat dikonfirmasi, Minggu (15/1/2023).
Karena itu, kata Feri, jika Erick ingin memfokuskan diri menjadi Ketua Umum PSSI, maka lebih baik mengundurkan diri. Tujuannya agar Kementerian BUMN bisa tetap berjalan dengan baik dan terganggu Erick yang mengurus persiapan menjadi Ketua PSSI atau setelah terpilih nanti.
Baca Juga: Curhat Iwan Bule: Menakhodai PSSI Ibarat Roller Coaster, Turun Curam dan Naik Tajam
"Dia harus tertib untuk kemudian berpikir berhenti dari jabatannya yang ada saat ini agar kemudian kementerian bisa berjalan baik, tidak rangkap jabatan," ucapnya.
Kendati demikian, Feri mengakui memang tidak ada aturan yang melarang Menteri rangkap jabatan dalam badan organisasi lain. Namun, ia menyebut hal ini merupakan pelanggaran etika yang seharusnya dipatuhi pejabat negara.
"Ini di titik tertentu panggilan etika ya, patut tidak patut seorang menteri BUMN mencalonkan diri sebagai ketua pssi. Oleh karena itu ini sebuah pelanggaran etis yang luar biasa," ucapnya.
"Belum lagi soal profesionalitas seorang menteri di bawah kabinet Presiden Joko Widodo," tambahnya.
Sebagai informasi, Erick Thohir memastikan diri maju sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Ia mendafarkan diri ke ke Kantor PSSI di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu.
Baca Juga: Alasan Atta Halilintar Dukung Erick Thohir Jadi Ketua Umum PSSI
Erick pun mengungkap alasan mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI karena merasa terpanggil dan punya nyali untuk membenahi karut-marutnya sepakbola Indonesia.