Selama dilakukan pemeriksaan, La Nyalla mengaku bahwa ia ditanya mengenai cara memenangkan tender di Rumah Sakit Unair. Ia menyebut bahwa perusahaannya melakukan joint operation (JO) dengan perusahaan lain di rumah sakit tersebut sejak tahun 2010.
Dalam kasus ini, KPK tidak hanya melakukan penyelidikan soal pembangunan rumah sakit, tetapi juga termasuk pengadaan alat kesehatan di rumah sakit tersebut.
KPK telah menetapkan beberapa tersangka, tetapi pengusutan kasus tersebut tidak sampai menetapkan La Nyalla menjadi seorang tersangka.
Ungkapan soal mahar politik
Pada awal tahun 2019, La Nyalla pernah mengeluarkan nyanyian ke media bahwa ia dimintai uang sebesar Rp 40 miliar oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ia menyebut bahwa uang tersebut merupakan mahar politik yang diminta untuk diusung sebagai calon gubernur Jawa Timur. Uang tersebut akan digunakan untuk biaya pembayaran saksi di tempat pemungutan suara.
Namun, La Nyalla diketahui tidak menyerahkan uang yang disyaratkan oleh Prabowo tersebut sampai akhirnya pencalonannya terhenti.
Ia merasa disia-siakan oleh Prabowo, dan merasa tidak menyangka akan dimarahi oleh Prabowo karena permasalahan uang tersebut. La Nyalla mengaku ia sudah mendukung Prabowo sejak tahun 2009 saat masih menjadi calon wakil presiden.
Pindah haluan politik
Dikarenakan ada sedikit permasalahan dengan Prabowo dan ia merasa kesal, La Nyalla pun memutuskan untuk tidak lagi mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019.