Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mattalitti mengumumkan bahwa dirinya turut masuk ke bursa calon Ketua Umum PSSI 2023.
La Nyalla menyebut tujuannya mendaftar ketum PSSI untuk periode 2023-2027 karena merasa memiliki ‘utang’ kepada para pemilik suara PSSI pada pemilihan yang lalu. Ia juga meyakini bahwa dirinya mampu mengubah PSSI dan sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Lantas, seperti apa sepak terjang dan kontroversi La Nyalla yang daftar menjadi calon ketum PSSI tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
La Nyalla saat ini menduduki jabatan sebagai Ketua DPD RI. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Ketum PSSI 2015 sebelum akhirnya berhenti dikarenakan adanya dugaan kasus korupsi.
Kontroversi La Nyalla di PSSI ini dimulai pada saat ia mendapatkan sanksi dari Menpora, setelah tidak meloloskan grup sepak bola Arema Malang dan juga Persebaya Surabaya terkait dengan hasil rekomendasi BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia).
Di tengah adanya konflik tersebut, kemudian muncul kasus dugaan korupsi yang menjerat La Nyalla. Ia diduga melakukan penyelewengan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011-2014 saat menjadi pengusaha dan sebagai Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jatim.
La Nyalla pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan membuat Kongres Luar Biasa PSSI untuk memaksanya mundur dari PSSI.
Namun, di tahun 2016 tepatnya pada bulan Desember, majelis hakim memvonis bebas La Nyalla karena dugaan kasus korupsinya dinyatakan tidak terbukti.
Pada tahun 2019, La Nyalla Mattalitti terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada masa jabatan 2019-2024.
Ia terpilih melalui mekanisme voting 134 anggota DPD yang hadir dalam rapat paripurna ketiga dengan agenda pemilihan ketua DPD. La Nyalla berhasil meraih sebanyak 47 suara.