Kelakar Megawati Kasihani Presiden di HUT ke-50 PDIP Dibanjiri Kritik, Relawan Jokowi: Harus Fair!

Minggu, 15 Januari 2023 | 06:30 WIB
Kelakar Megawati Kasihani Presiden di HUT ke-50 PDIP Dibanjiri Kritik, Relawan Jokowi: Harus Fair!
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pidato Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 PDIP pada Selasa (10/1/2023) terus menuai perdebatan. Salah satu yang sangat disoroti adalah Megawati yang dianggap mengerdilkan Presiden Joko Widodo.

Sebagai pengingat, Presiden ke-5 Indonesia itu mengasihani Jokowi yang secara tersirat dianggap tidak akan menjadi siapa-siapa tanpa PDIP.

Pernyataan ini yang menimbulkan beragam respons, salah satunya dari Benny Rhamdani yang merupakan relawan Jokowi. Lewat program Kabar Petang di kanal YouTube tvOneNews, Benny menilai pernyataan Megawati harus dipandang seobjektif mungkin.

"Saya ingin memposisikan diri secara fair," tegas Benny yang ternyata tidak menangkap kesan Jokowi dilecehkan lewat pidato tersebut, dikutip pada Sabtu (14/1/2023).

Baca Juga: Pemilu 2024, Tim Jokowi juga Lakukan Persiapan, Jadi 3 Periode?

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani saat dikonfirmasi wartawan perihal kasus penipuan online di Kamboja di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (8/8/2022). [ANTARA/Abdu Faisal]
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani saat dikonfirmasi wartawan perihal kasus penipuan online di Kamboja di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (8/8/2022). [ANTARA/Abdu Faisal]

"Pertama itu acara internal dan tergantung orang menggunakan sudut pandang apa. Mungkin di satu sisi Ibu Mega menganggap guyonan, itu style Ibu Mega sebetulnya," terang Benny.

Wakil Ketua Umum Partai Hanura itu menilai tidak mungkin Megawati sengaja menyampaikan pidato yang bersifat merendahkan martabat seorang presiden, terkhusus Jokowi. "Saya tidak melihat itu," lanjutnya.

Kendati demikian, Ketua BP2MI itu juga meminta supaya situasi disikapi secara adil. Benny mengingatkan sang Ketua Umum PDIP bahwa ada peran besar Jokowi dalam kemenangan partai banteng.

"PDI Perjuangan pernah mencalonkan Ibu Mega, di 2004 kita kenal dengan Mega-Hasyim, kemudian 2009 kita kenal dengan Mega-Prabowo, dan ternyata Ibu Mega tidak terpilih dalam kontestasi Pilpres 2004 dan 2009," tutur Benny.

Namun nasib ini berubah di tahun 2014, ketika PDIP mengusung Jokowi. "(Tokoh yang) di luar kader (elite) partai, dan bukan ketua umum, dan saat PDI Perjuangan saat mencalonkan Jokowi 2 periode, justru terpilih sebagai presiden," kata Benny.

Baca Juga: Puan Heran Banyak Haters Padahal Sudah Kerja Keras, Diskakmat Jhon Sitorus: Tiru Jokowi dan Gibran!

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kiri) tiba dalam pelantikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/9/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kiri) tiba dalam pelantikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/9/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.

"Artinya apa? Ini harus diletakkan secara fair. Ada faktor partai secara legal formal, berarti peran PDI Perjuangan sangat besar dalam pencalonan dan keterpilihan Pak Jokowi," jelasnya menambahkan.

Namun di sisi lain, faktor rekam jejak Jokowi juga terbukti sangat penting untuk memenangkan pemilu.

"Sekali lagi saya ingin mengajak fair. Faktor Pak Jokowi yang memiliki background sebagai orang baik, pemimpin yang sangat dikenal merakyat, memiliki komunikasi tanpa batas dengan publik, komunikasi yang dibangun cukup membumi tidak seperti pemimpin lainnya yang melangit, juga sangat penting dalam keterpilihan Pak Jokowi yang diusung PDI Perjuangan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI