Buntut 'Jokowi Kasihan', Relawan Ingatkan Megawati Kalah Dua Kali Meski Diusung PDIP: Partai Penting Tapi..

Sabtu, 14 Januari 2023 | 13:24 WIB
Buntut 'Jokowi Kasihan', Relawan Ingatkan Megawati Kalah Dua Kali Meski Diusung PDIP: Partai Penting Tapi..
Presiden Jokowi dan Megawati di HUT PDIP (tangakapan layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagian pidato politik Ketua Umum (ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan 'Jokowi Kasihan' tanpa PDIP masih menjadi perbincangan.

Pernyataan Megawati tersebut sering kali dianggap sebagai aksi merendahkan Presiden Joko Widodo yang merupakan kader partai berlambang banteng itu.

Menanggapi pidato Megawati, relawan Jokowi Benny Rhamdani yakin bahwa pidato ketua umum PDIP itu tidak bermaksud untuk menghina Jokowi.

"Pertama itu acara internal dan tergantung orang menggunakan sudut seperti apa terkait pidato tersebut mungkin satu sisi Bu Mega menganggap guyonan itu gaya komunikasi Mbak Mega yang kadang kala serius diselingi humor," kata Benny dalam perbincangannya di televisi swasta.

Baca Juga: Pidato Megawati ke Presiden Jokowi Diributkan, hingga Disebut Sebagai Upaya Mengerdilkan, Ini Penjelasan Pengamat

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) berjalan meninggalkan ruangan usai memimpin Penutupan Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (23/6/2022). (Antara)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) berjalan meninggalkan ruangan usai memimpin Penutupan Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (23/6/2022). (Antara)

"Saya justru tidak melihat dan tidak mungkin rasanya Bu Mega sebagai negarawan ini adalah pandangan yang sengaja merendahkan martabat presiden," imbuhnya.

Jika memang pernyataan Megawati dimaksudkan untuk mengungkit jasa PDIP pada pencalonan Jokowi, Benny kemudian membandingkan kemenangan Jokowi jadi presiden dan kekalahan Megawati yang keduanya sama-sama dicalonkan oleh PDIP.

"Tapi di luar itu, pubik mengetahui lah sejarah perpolitikan Indonesia saat pilpres PDI Perjuangan mencalonkan Ibu Mega saat 2004 pilpres Mega-Hasyim, 2009 Mega-Prabowo dan ternyata Ibu Mega tidak terpilih dalam kontestasi," ungkap Benny.

"Kemudian setelah itu sejarah perpolitikan Indonesia di mana capres di luar kader parti dan bukan ketua umum saat mencalonkan Pak Jokowi dua periode justru Pak Jokowi terpilih sebagai presiden," imbuhnya.

Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat beri sambutan dalam acara Rakernas II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). [Dok. PDIP]
Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat beri sambutan dalam acara Rakernas II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). [Dok. PDIP]

Menurut Benny, partai banteng itu memang berjasa tapi ada faktor dari diri Jokowi sendiri yang bisa memenangkannya.

Baca Juga: Analisa Rocky Gerung Soal Pidato Megawati Rendahkan Harga Diri Presiden Jokowi: Gagal Sebagai Soekarnoisme

"Fair bahwa ada faktor partai secara legal formal, peran PDIP besar dalam pencalonan tapi di sisi lain faktor Pak Jokowi yang memiliki background orang baik pemimpin merakyat, nah justru faktor Pak Jokowi sangat penting dalam keterpilihan yang diusung PDIP," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI