Tolak Perppu Cipta Kerja, Massa Partai Buruh Tumpah Ruah di Kawasan Patung Kuda Jakarta

Massa tampak membawa spanduk protes bertuliskan 'Cabut Perppu Nomor 2 Tahun 2022 Cipta Kerja'.
Suara.com - Massa aksi dari Partai Buruh dan beberapa serikat buruh lainnya tiba di area Bundaran Patung Kuda Arjuna, Jakarta Pusat, Sabtu (14/1/2023). Mereka menggelar aksi untuk menolak Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
Pantauan Suara.com di lokasi, massa awalnya melakukan longmarch dari arah Jalan Medan Merdeka Selatan. Mayoritas peserta aksi menggunakan baju berwarna hitam dan oranye.
Usai longmarch, massa lalu berkumpul di sekitar Bundaran Patung Kuda. Terlihat ada 5 buah mobil komando di lokasi saat ini.
Massa tampak membawa spanduk protes bertuliskan 'Cabut Perppu Nomor 2 Tahun 2022 Cipta Kerja'. Selain itu, terlihat setiap peserta aksi memegang bendera Partai Buruh yang berwarna oranye.
Baca Juga: KSPI Sebut Badai PHK Gelombang kedua Berpotensi Terjadi, 50 Ribu Buruh Terancam
Hingga saat ini orasi-orasi masih terus terdengar dari atas mobil komando. Aparat kepolisian menutup arus lalu lintas di area Bundaran Patung Kuda Arjuna.
Diketahui, sebanyak 1.100 personel gabungan TNI-Polri diterjunkan untuk mengawal aksi unjuk rasa yang digelar oleh Partai Buruh dan serikat buruh lainnya di area Patung Kuda Arjuna.
"Pengamanan personel hari ini kita turunkan 1.110 personel. Untuk mengcover beberapa kegiatan. Gabungan TNI-Polri," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dihubungi, Sabtu (14/1/2023).

Sebagai informasi, Partai buruh menggelar aksi unjuk rasa menolak isi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja pada Sabtu (14/1/2023).
Aksi tersebut berlangsung di depan Istana Negara dan akan diikuti kurang lebih 10 ribu massa.
Baca Juga: Demo di Patung Kuda Bubar, Api Berkobar Saat PPSU Siram Sampah
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyampaikan, massa aksi berasal dari berbagai latar belakang seperti kaum tani, nelayan, pekerja rumah tangga (PRT), pekerja migran, miskin kota, hingga forum guru dan tenaga honorer.