Cerita Panda Nababan Disemprot Megawati karena Umumkan Nama Capres di Tahun 2013: Dia Kelihatannya Marah

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 14 Januari 2023 | 11:37 WIB
Cerita Panda Nababan Disemprot Megawati karena Umumkan Nama Capres di Tahun 2013: Dia Kelihatannya Marah
Politisi senior PDIP Panda Nababan (YouTube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan mengakui jika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mengantongi nama calon presiden (capres) dari PDIP pada tahun 2024 mendatang.

Meski telah mengetahui hal tersebut, Panda memilih bungkam jika ditanyakan nama yang ada di kantong Megawati. Sebab, ia mengaku pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan pada tahun 2013 silam. Saat itu, Megawati marah besar kepada dirinya yang mengungkap nama capres dari PDIP.

"Waktu itu saya naik di podium, saya umumkan calon presiden Joko Widodo, saya mendahului Megawati. Aku lihat mukanya Mega muram, kesal, dia kayaknya marah, geram, kelihatan itu mukanya. Besoknya kami dikumpulkan di Batu Tulis, di situ habis aku disemprot sama Mega," katanya dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Jumat (13/1/2023).

Kapok dengan pengalaman tersebut, ia pun tak ingin mengulangi kejadian serupa di tahun politik seperti saat ini.

"Jadi untuk kali ini saya nggak mau ulangi. Sudah tahulah aku, tapi aku nggak mau ulangi," jelas Panda.

Baca Juga: Megawati Lebih Pilih Kualitas Ketimbang Teruskan Trah Soekarno untuk Sosok Capres, Puan Maharani: Gak Harus Saya

Selain itu, ia menegaskan, capres yang akan diusung PDIP tahun 2024 mendatang sudah didiskusikan dengan baik bersama Jokowi.

Jokowi sendiri memiliki rekam jejak luar biasa memenangkan lima kali pemilu berturut-turut, sementara Megawati mengalami tiga kali kekalahan yang begitu pahit.

"Megawati dan Jokowi sangat begitu dekat dan mereka berdua, aku yakin, pasti diskusi mengenai pilihan ini. Jadi kalau diskusi sahabat antara yang kalah dan menang lebih otentik, nggak berteori-teori," katanya.

Sebelumnya banyak spekulasi yang beredar mengenai capres yang akan diusung PDIP. Saat perayaan HUT ke-50 PDIP, Ganjar Pranowo menjadi sorotan karena seolah tak digubris Megawati Soekarnoputri.

Sorotan tersebut disampaikan jurnalis senior Karni Ilyas yang menilai jika seseorang dijagokan menjadi capres kemungkinan besar akan duduk di bagian depan, bukan belakang.

Baca Juga: Pidato Megawati ke Presiden Jokowi Diributkan, hingga Disebut Sebagai Upaya Mengerdilkan, Ini Penjelasan Pengamat

"Ganjar hari itu tempat duduknya bukan di elite-elite partai, tapi di belakang, di tempat kader yang lain yang biasa. Bukan kader yang ditaruh di depan, yang misal dijagokan untuk jadi Capres kemungkinan besar di depan ditaruhnya, bukan di belakang," tutur Karni dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

Tetapi menurut Panda, posisi duduk Ganjar bukan berarti yang bersangkutan dianggap tidak penting di partai.

"Soal duduk di kursi, itu Gubernur Bali Koster (I Wayan Koster), Gubernur Kalteng Sugianto (Sugianto Sabran), Ganjar, itu semua di daerah-daerah asalnya. Dan dia, Ganjar, bersama dengan Jawa Tengah," terang Panda.

Ia pun menegaskan, jika status Ganjar sama dengan pemimpin daerah lainnya.

"Jadi tidak ada sebenarnya sesuatu yang dibuat," tegas Panda menambahkan.

Khusus dengan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey yang berada di barisan depan, Panda mengatakan, hal tersebut karena posisinya sebagai Bendahara DPP PDIP.

"Jadi nanti kita tersesat soal duduk, ini memang wilayah per wilayah," ungkap Panda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI