KPK Pastikan Lukas Enembe Bisa Dijenguk, Tapi Ada Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

Jum'at, 13 Januari 2023 | 20:25 WIB
KPK Pastikan Lukas Enembe Bisa Dijenguk, Tapi Ada Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi
Tersangka dugaan kasus korupsi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Lukas Enembe dibawa petugas KPK untuk dihadirkan saat konferensi pers terkait penahanannya KPK di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto,]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Bidang Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ali Fikri memastikan penyidik memenuhi hak-hak tersangka suap dan gratifikasi Lukas Enembe, termasuk bisa dijenguk oleh pihak keluarga. Meski demikian, ada aturan-aturan yang tetap harus diikuti oleh para penjenguk.

"Kelurga tersangka LE (Lukas) pasti kami pertimbangkan bisa menjenguk sepanjang aturan-aturan diikuti," kata Ali di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).

Meski demikian, Ali mengingatkan kalau lembaga antikorupsi memiliki jadwal khusus bagi tahanannya.

"Kami memiliki jadwal khusus untuk itu," katanya.

Baca Juga: Benny Wenda Desak Lukas Enembe Dibebaskan: Tuduhan Korupsinya Palsu!

Ali menyebut keluarga juga harus memenuhi sejumlah syarat, salah satunya surat permohonan jenguk.

"Harus mengajukan surat. Yang menahan dalam hal ini, tim penyidik untuk nanti dipertimbangkan dan dinilai apakah nama-nama yg diajukan bisa menjenguk," jelas Ali.

"Yang pasti hak-hak berkunjung, berobat, kebtuhan rohani itu pasti kami penuhi," imbuhnya.

Lukas Enembe Akhirnya Ditahan

Pada Selasa (10/1/2023) lalu, KPK akhirnya menangkap Lukas Enembe di Papua. Penangkapan dilakukan setelah Lukas jadi tersangka pada September 2022.

Baca Juga: Pembantaran Selesai, Tersangka Gubernur Papua Lukas Enembe Jalani Pemeriksaan KPK

Usai ditangkap, dia langsung dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah dua hari dirawat dengan status penahanan pembantaran, Lukas akhirnya dibawa ke Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis (12/1/2023).

Lukas diduga menerima suap Rp 1 miliar dari Rijatono Lakka selaku Direktur PT TBP. Hal itu untuk mendapatkan tiga proyek pembangunan di Papua senilai Rp 41 miliar.

Temuan terbaru KPK, Lukas juga disebut menerima gratifikasi Rp 10 miliar dari sejumlah pihak yang diduga masih berkaitan dengan sejumlah proyek APBD provinsi Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI