Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri blak-blakan mengasihani nasib Presiden Jokowi jika tak ada PDIP. Hal itu disampaikannya ketika berpidato di HUT ke-50 PDIP pada Selasa (10/01/2023).
Mengenai hal tersebut, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan tidak perlu menafsirkan hal tersebut terlalu jauh.
Sebab menurutnya memang PDIP yang membantu semuanya secara totalitas untuk memenangkan Jokowi di dalam pemerintahan.
"Jangan lupa terutama di periode pertama, kekuatan Jokowi minoritas di parlemen. Jadi saat itu hanya didukung oleh empat partai, kekuatan total hanya 37% persen," ungkap Burhanuddin dikutip Suara.com dari tayangan Kompas TV, Jumat (13/01/2023).
Baca Juga: Anies Sudah Start, Megawati Belum Umumkan Capres PDIP, Elektabilitas Puan Masih Rendah?
"Jadi kalau PDI Perjuangan tidak membantu Presiden Jokowi di periode pertama, maka sulit buat Presiden Jokowi untuk menjalankan agenda pemerintahannya," sambungnya.
Pidato Mega dinilai Burhanuddin bisa ditafsirkan bahwa putri Soekarno itu tengah menekankan kewenangannya lebih besar daripada Jokowi.
"Pernyataan tersebut mengesankan bahwa ibu Mega itu di atas posisi pak Jokowi. Tentu dalam konteks hubungan kader dan ketua umum, ibu Mega di atas pak Jokowi karena pak Jokowi adalah petugas partai kader PDI Perjuangan yang ditugaskan sebagai Presiden Republik Indonesia," imbuhnya.
Akan tetapi, Burhanuddin mengingatkan bahwa Jokowi bukanlah semata-mata kader, namun juga kepala negara dan kepala pemerintahan.
Tak hanya itu, Megawati juga menegaskan bahwa persoalan mengenai penentuan capres adalah masalah yang dia urus.
Baca Juga: CEK FAKTA: Megawati dan Surya Paloh Sepakat Usung Ganjar untuk Pilpres 2024, Benarkah?
Burhanuddin menilai Megawati sedang mengingatkan kepada semua hadirin termasuk Jokowi, bahwa soal pencapresan menjadi hak prerogatifnya sebagai ketua umum.
Burhadnuddin menyampaikan bahwa hal tersebut adalah mandat yang diberikan oleh peserta kongres PDIP kepada Megawati. Selain itu, hak tersebut tidak bisa diutak-atik oleh siapapun.
Atas dasar demikian, Burhanuddin menyebut bahwa Megawati sedang menekankan kewenangannya yang tak bisa diganggu gugat.
"Jadi kira-kira Ibu Mega ingin mengatakan jangan ganggu gugat kewenangan yang saya punya ini urusan saya, siapapun kamu semua," jelas Burhadnuddin.