Kantongi Info Penting Soal Kasus Suap, Istri Lukas Enembe Ikut Dicekal KPK ke Luar Negeri

Jum'at, 13 Januari 2023 | 18:44 WIB
Kantongi Info Penting Soal Kasus Suap, Istri Lukas Enembe Ikut Dicekal KPK ke Luar Negeri
Tersangka dugaan kasus korupsi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Lukas Enembe dibawa petugas untuk menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yulce Wenda, istri Gubernur Papua, Lukas Enembe dicegah bepergian ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pencegahan itu diduga berkaitan dengan kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat suaminya, Lukas Enembe yang kekinian ditahan KPK.

Dicegahnya Yulce Wenda ke luar negeri diketahui berdasarkan keterangan yang disampikan Kasubbag Humas Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ahmad Nursaleh. Dia menyebut pencegahan itu diusulkan KPK. Yulce Wenda dicegah ke luar negeri sejak 7 September 2022 lalu.

"Yang bersangkutan (Yulce Wenda) dalam daftar cegah dengan masa pencegahan 7 September 2022 sampai dengan 7 Maret 2023," kata Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/1/2023).

Di samping itu, terdapat juga empat orang lainnya yang dicegah ke luar negeri atas usulan KPK, di antaranya Lusi Kusuma Dewi (Ibu rumah tangga), Dommy Yamamoto (swasta), Jimmy Yamamoto (swasta), dan Gibbrael Isaak (Direktur PT RDG). Keempat dicegah ke luar negeri dalam kurun waktu enam bulan dengan waktu pencegahan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Benny Wenda Minta Lukas Enembe Dibebaskan, Mahfud MD: Kita Nggak Mau Tahu!

Sebelumnya, Kepala Bidang Pemberitaan KPK Ali Fikri hanya menyebut empat saksi yang dicegah KPK ke luar negeri. Namun, belakangan dia mengoreksi jumlahnya.

Ali membenarkan terdapat lima saksi yang dicegah ke luar negeri, meski dia tidak menyebut nama-namanya.

"Melakukan tindakan cegah bepergian keluar negeri terhadap 5 orang," ujarnya.

Ali bilang para saksi yang dicegah untuk kebutuhan penyidikan KPK. Mereka memiliki informasi penting untuk mengungkap kasus dugaan suap dan gratifikasi tersangka Lukas Enembe.

"Pihak-pihak ini adalah orang-orang yang keterangannya sangat dibutuhkan dalam proses penyidikan," kata Ali.

Baca Juga: Kabar Dugaan Korupsi Bansos di Era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, KPK Merespons Begini

"Sehingga harapannya ketika dipanggil sebagai saksi, para saksi ini akan berada di dalam negeri, sehingga memperlancar proses pemeriksaan sebagai saksi di hadapan tim penyidik KPK," sambungnya.

Lukas Enembe Akhirnya Ditahan

Pada Selasa (10/1) lalu, KPK akhirnya menangkap Lukas Enembe di Papua. Penangkapan dilakukan setelah Lukas jadi tersangka pada September 2022.

Usai ditangkap, dia langsung dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah dua hari dirawat dengan status penahanan pembantaran, Lukas akhirnya dibawa ke Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis (12/1).

Lukas diduga menerima suap Rp 1 miliar dari Rijatono Lakka selaku Direktur PT TBP. Hal itu untuk mendapatkan tiga proyek pembangunan di Papua senilai Rp 41 miliar.

Temuan terbaru KPK, Lukas juga disebut menerima gratifikasi Rp 10 miliar dari sejumlah pihak yang diduga masih berkaitan dengan sejumlah proyek APBD provinsi Papua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI