Suara.com - Kehadiran terdakwa kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yakni Ferdy Sambo di persidangan kembali menjadi sorotan.
Tak seperti biasa, mantan Kadiv Provos Polri itu berpenampilan dengan menggunakan sebuah kacamata. Hal ini yang menurut Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri perlu diwaspadai.
Menurut Reza, penggunaan kacamata oleh seorang terdakwa seperti Ferdy Sambo bisa jadi sebuah taktik atau strategi tersembunyi.
"Saya memilih untuk berasumsi, setiap pesakitan apalagi ini kan pasal 340 hukumannya berat, niscaya yang duduk di kursi pesakitan itu pakai strategi," ujar Reza dalam dialog di sebuah stasiun televisi.
Baca Juga: CEK FAKTA: Ferdy Sambo akan Dieksekusi Mati Tengah Malam, Benarkah?
"Jangan salah, penelitian psikologi forensik menemukan bahwa pesakitan pun harus mengemas dirinya sedemikian rupa memakai gimmick sedemikaian rupa agar memengaruhi psikologi juri atau hakim, termasuk menggunakan kacamata," tambahnya.
Menurut Reza, kacamata menjadi instrumen yang paling sering digunakan terdakwa sebagai strategi di ruang persidangan.
"Artinya betapa manjurnya penggunaan kacamata ini memengaruhi batinnya juri dan hakim, sehingga barang kali bisa menghasilkan putusan sebagaimana ditargetkan terdakwa," kata Reza.
"Itu kan diisitilahkan sebagai Nerd Defense pembelaan diri ala si kutu buku karena orang berkacamata akan tampak seperti tekun pemikir," imbuhnya.
Lebih lanjut Reza menyebutkan bahwa Ferdy Sambo memiliki wajah yang tegas sangat menampakan seorang polisi.
Baca Juga: Sartini Bongkar Borok Putri Candrawathi Yang Suka Zina di Persidangan, Faktanya Bikin Geleng-geleng
Penggunaan kacamata ingin menampilkan penampilannya yang tampak lebih lembut dengan menggunakan kacamata.
"Khusus Ferdy Sambo ya karena secara lahiriah bentuk mukanya sangat polisi maka agar kesan itu agak berkurang, maka memang raut muka harus dibikin lebih lembut, halus santun, caranya gimana yang paling memungkinkan pakai kacamata," ungkap Reza.