Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membeberkan cerita ketika diperiksa pada tahun 90-an perihal isu naga merah dan naga hijau.
Hal itu disampaikan oleh Megawati dalam wawancara ekskusifnya bersama Harian Kompas yang tayang pada kanal YouTube Kompas TV.
Dilihat Suara.com pada Kamis (12/01/2023), Megawati menyampaikan cerita tersebut dengan luwes dan muka sinis sambil tertawa serta menunjukkan ekspresinya saat itu.
Meski menurutnya cerita tersebut lucu, Megawati mengaku sempat sangat emosi ketika mendapatkan pertanyaan mengenai naga merah dan naga hijau di persidangan tersebut.
"Saudari pernah dengar dan melihat yang namanya naga merah dan naga hijau," kata Megawati menirukan pertanyaan yang ditunjukkannya kala itu.
Mendengar pertanyaan tersebut, Megawati yang mulanya duduk santai mengaku langsung maju duduk tegak.
Sikap Megawati tersebut langsung dipahami oleh tim kuasa hukum dan kader PDIP, bahwa hal tersebut mempertandakan sang Ketua Umum mulai emosi.
"Mereka sudah tahu lah kalau saya mulai emosi, saya biasanya langsung begini (duduk tegak). Saya mau nanya dulu sama bapak-bapak ibu-ibu, bapak ibu sendiri pernah lihat naga belum? Saya gitukan," ujar Megawati.
Usai melempar balik pertanyaan itu, Megawati menyampaikan bahwa dirinya masih mengingat mimik wajah para pemeriksa yang ingin tertawa.
"Saya ingat mau ketawa kan, ya gimana mungkin kita pernah lihat naga. Lah saya lalu bilang Loh kok bisa ditanyakan kepada saya naga hijau naga merah, saya belum pernah lihat jadi juga kalian harusnya lihat dong, saya bilang jadi apa maksudnya? Saya sudah mulai kereng (emosi)," bebernya.
Kata pemeriksa, naga merah ditunjukkan kepada Megawati sementara naga hijau dilekatkan kepada Abdurahman Wahid atau Gus Dur.
"Akhirnya mereka bilang, 'Iya itu seperti sandi, yang hijau itu anda pasti kenal sama Gus Dur'. Oh kalau merah itu berarti saya? Apa tampang saya kayak naga ya, gitu," kata putri Bung Karno itu.
Setelah itu, Megawati mengakui dirinya mulai benar-benar marah. Para kuasa hukum dan kader PDIP yang tak boleh memasuki ruangan pemeriksaan pun ikut emosi hingga naik-naik kursi.
"Kalian itu siapa sih, kok saya ditanya, memangnya saya kalau kenal yang namanya Gus Dur kenapa? Kalian mau anggap, kami berdua ini pengkhianat negara? Mulai begitu saya ngomong naik naik deh (emosi)," papar Mega.
Megawati pun menjelaskan bahwa dia dan Gus Dur adalah keluarga pahlawan pendiri bangsa, mereka bukanlah sosok pengkhianat negara.
"Tolong dong, jangan begitu. Mereka pahlawan. Saya aja namanya Soekarnoputri. Tahu Bung Karno itu siapa? Kalian tahu, kalau nggak ada bapaknya Gus Dur, kakeknya Bung Karno, kalianlah yang di tempat saya. Saya sering terbawa oleh emosi," kenang Mega sambil tersenyum.
Mega menyampaikan jika akan ditangkap ia ingin melihat BAP miliknya. Akan tetapi, dia tak mau jika dicap sebagai komunis, sebab dirinya adalah Soekarnoist.
Lebih lanjut, Megawati ketika menjadi Presiden RI dan menghadiri peringatan Hari Adhyaksa. Saat berada di ruang tunggu, Megawati bertanya kepada Jaksa Agung kala itu, apakah jaksa yang memeriksanya saat itu hadir di lapangan upacara. Jaksa Agung yang mendengar pertanyaan itu langsung pucat dan menjawab "siap perintah".
"Loh kok siap perintah, saya nanya ada nggak. 'Siap ada!' Ya sudah saya bilang, tapi di dalam hati saya aduh dapat hadiah apa nanti kamu harus hormat ke saya. Iya dong kan saya Presiden Republik Indonesia," kata Megawati tersenyum.