Suara.com - Pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri masih menjadi perbincangan. Lantaran dalam pidatonya dianggap merendahkan presiden.
Pidato yang dilakukan pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023) itu menyisakan berbagai kode-kode politik tertentu. Megawati bahkan dianggap meremehkan Presiden Joko Widdo yang menyebut 'kasihan' pada kadernya itu.
Hal ini juga disorot oleh politikus senior, Abdillah Toha melalui akun Twitternya.
"Profesor Megawati. Pada ultah PDIP ke 50, hampir seluruhnya memuji dirinya, sambil meremehkan orang lain termasuk kepala negara kita yang hadir," ungkap Abdillah Toha pada akun Twitternya, Rabu (11/1/2023).
"Juga berkali-kali memerintahkan hadirin bertepuk tangan," imbuhnya.

Abdillah Toha menyebutkan bahwa dia prihatin dengan partai terbesar yang ketua umumnya tak pernah diganti.
"Nasib negeri ini punya pemimpin sebuah partai terbesar yang tidak pernah diganti," tambahnya.
Cuitan mantan penasihat wakil presiden itu sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"Jika besok kita sudah tua pasti akan seperti itu juga, romatika masa muda ketika masih cantik dan ganteng akan paling sering kita ungkapkan kepada orang lain," komentar warganet.
"Mungkin dia sudah memasuki fase orang sepuh yang suka dengan memutar kembali kaset masa lalu pada bagian yang disenanginya, terutama yang membuat dia bangga," imbuh warganet lain.