Fakta-fakta Kemunculan 'Pulau Baru' di Tanimbar Usai Gempa Maluku, Ini Penjelasan BMKG

Rabu, 11 Januari 2023 | 14:07 WIB
Fakta-fakta Kemunculan 'Pulau Baru' di Tanimbar Usai Gempa Maluku, Ini Penjelasan BMKG
Pulau baru muncul usai terjadinya gempa Maluku pada Selasa pagi (10/1/2023). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat dihebohkan dengan kemunculan sebuah pulau baru di permukaan air, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Kemunculan pulau tersebut diduga terjadi setelah adanya gempa berkekuatan magnitudo 7,5 yang mengguncang Maluku pada Selasa (10/1/2023).

Fenomena ini pun membuat masyarakat panik dan takut sehingga diminta untuk mengungsi selama beberapa waktu. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut beberapa fakta kemunculan pulau baru usai gempa Maluku selengkapnya.

Pernah Terjadi Sebelumnya di Nias

Penyelidik Bumi Madya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Supartoyo mengatakan bahwa fenomena ini mirip dengan yang terjadi pasca gempa Nias tahun 2005. Pada saat itu, muncul bukti patahan naik di barat Pulau Nias.

Baca Juga: Warga Tanimbar Maluku Resah Usai Kemunculan Daratan di Daerah Pesisir Pasca Gempa

Namun, pihaknya belum dapat memastikan apakah tumpukan material itu sama seperti tumpukan material di Nias. Pihaknya masih melakukan penelusuran lebih lanjut.

Muncul Di Daerah yang Tidak Menghasilkan Magma

Supartoyo menyampaikan bahwa tumpukan material yang adai di Pulau Tanimbar itu berada di zona yang sama dengan saat terjadinya kemunculan material di Nias. Daerah tersebut merupakan daerah penunjaman yakni sifatnya collision tidak menghasilkan magma, sehingga bukanlah merupakan fenomena kemunculan gunung api.

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi BMKG Daryono menyatakan fenomena ini dikenal dengan nama mud volcano. Mud volcano ini terkadang muncul setelah terjadi gempa yang kuat.

Baca Juga: Catatan BNPB: di Maluku Pernah Terjadi Tsunami 90-112 Meter, Tertinggi di Indonesia

Singkatnya, tekanan dalam lapisan kulit bumi terakumulasi ketika cairan dan gas di bawah tanah tak dapat keluar. Gas dan cairan tersebut terjebak dalam lapisan sedimen.

Kemudian, material lunak tersebut menjadi overpressure jika ada gaya tektonik atau gempa kuat sebagai ‘input motion’. Gempa memberikan tekanan di bawahnya dan ketika lapisan yang lebih dalam mengendur, maka tekanan menyebar ke luar.

Gunung lumpur yang dianggap pulau baru itu pun akhirnya terbentuk karena cairan dan gas dalam bumi ingin keluar melalui rekahan batuan. Selanjutnya, material lunak tersebut perlahan akan membentuk tumpukan lumpur yang nantinya gunung lumpur ini akan hilang dengan sendirinya.

Diketahui pula gempa ini merupakan gempa jenis uplift yang juga dapat menyebabkan kenaikan dan penurunan di daerah lainnya.

Gempa tersebut terjadi pada koordinat bumi 7,37 derajat LS dan 130,23 BT. Gempa itu terjadi saat pukul 02.47 waktu setempat atau 00.47 WIB dan menyebabkan 15 rumah warga di Kepulauan Tanimbar rusak.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI