Fakta-fakta Dua Remaja di Makassar Bunuh Bocah 11 Tahun, Terobsesi Jual Organ Tubuh Korban

Rabu, 11 Januari 2023 | 13:44 WIB
Fakta-fakta Dua Remaja di Makassar Bunuh Bocah 11 Tahun, Terobsesi Jual Organ Tubuh Korban
Dua terduga pelaku penculikan dan pembunuhan anak di Kota Makassar telah ditangkap, Selasa 10 Januari 2023 [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi sudah menangkap AD (17) dan MF (14), dua remaja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang membunuh bocah 11 tahun, FS (11). Korban tewas usai dicekik dan dibenturkan ke tembok, serta ginjalnya yang direncanakan dijual.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, AD dan MF membunuh FS di rumah AD pada Minggu (8/1/2023). Motifnya karena ingin menghasilkan uang dari menjual organ tubuh korban. Kasus ini kemudian ramai dibahas di berbagai media sosial.

Terhitung sejak penangkapan para pelaku, sejumlah fakta terungkap. Mulai dari penjualan organ yang batal hingga kronologi kejadiannya. Informasi ini bisa diketahui melalui poin-poin berikut.

Gagal Jual Organ Ginjal

Baca Juga: Sidang Kasus Brigadir J, Pembacaan Tuntutan JPU Terhadap Richard Eliezer Bakal Digelar Hari Ini

Para pelaku diketahui batal menjual ginjal korban. AD di Mapolrestabes Makassar, Selasa (10/1/2023) mengaku sempat bingung setelah membunuh korban. Sebab, ia tidak mengetahui letak organ tersebut.

Selain itu, lanjut AD, orang yang ingin ditemani bertransaksi organ mendadak hilang hingga ia tidak menerima kabar lanjutan. AD mengaku mengenal orang ini dari website. Lalu disebutkan pula ada kriteria untuk organ yang akan dijual.

Atas dasar itu, AD dan MF membuang jasad korban ke kolong jembatan di dekat Waduk Nipah-Nipah. Tak hanya rencananya yang gagal, aksi keji tersebut juga membuat keduanya ditangkap pihak kepolisian.

Hasil Jual Organ untuk Bangun Rumah

Menurut keterangan AD, organ ginjal manusia bisa dijual hingga mencapai USD 80 ribu atau sekitar Rp1 miliar. Jika hal itu berhasil direalisasikan, ia berencana ingin membangun rumah untuk orang tuanya. Ditambah, dirinya juga akan membelikan laptop untuk kakaknya.

Baca Juga: Ini Penampakan Wajah Penculik Anak di Cilegon Banten, Resmi Ditetapkan DPO!

Pelaku Terobsesi Ingin Jual Organ

Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Jufri Natsir kepada detikSulsel, Selasa (10/1/2023) mengatakan sudah satu tahun pelaku terobsesi menjual organ tubuh. Alasannya karena ingin cepat kaya.

AD disebut sejak tahun 2022, membuka website yang menerima penjualan organ tubuh manusia secara otodidak. Selama itu, ia terus menyimpan keinginan menjual organ hingga akhirnya melihat kesempatan tersebut ketika bertemu korban.

Rumah Para Pelaku Dirusak Massa

Ratusan orang yang kesal terhadap para pelaku langsung mendatangi rumah mereka pada Selasa (10/1/2023) dan melakukan perusakan. Massa menyerang rumah AD di Jl Batua Raya dengan membongkar seluruh dindingnya.

Setelah itu, massa kemudian langsung menuju kediaman MF di Jl Borong Raya. Rumah di lahan milik Kodam XIV Hasanuddin yang terbuat dari bahan kayu itu juga dirusak. Mereka sangat marah dengan aksi para pelaku.

Di sisi lain, massa juga tidak mendapati keluarga AD dan MF di rumah masing-masing. Kemungkinan, mereka sudah mengungsi karena tahu perbuatan anaknya dapat memicu amukan banyak orang.

Kronologi Kejadian

Kasi Humas Polrestabes Makassar Kompol Lando KS membeberkan kronologi pembunuhan terhadap anak berusia 11 tahun itu. Awalnya, AD meminta korban, FS, untuk membersihkan rumah. Ia menjanjikan upah sebesar Rp50 ribu.

AD bersama korban lantas pergi menuju rumah MF. Lalu, ketiganya beranjak ke rumah AD di Jalan Batua Raya. Para pelaku mulai melancarkan aksinya dengan membuka laptop dan memakaikan korban headset.

Kemudian, AD mencekik korban dari belakang dan membenturkannya ke tembok sebanyak tiga sampai lima kali.  Ia juga mengikat kaki korban. Setelah dipastikan tidak bernyawa, korban dibungkus plastik hitam dan dibuang ke Waduk Nipah-Nipah.

Menurut pengakuan AD, sebelum dibuang ke waduk, ia terlebih dahulu menghubungi pihak website bahwa dirinya sudah memiliki organ untuk dijual. AR berkomunikasi menggunakan terjemahan dan ia tak kunjung menerima balasan.

Adapun peristiwa naas yang menimpa korban bocah berusia 11 tahun itu diakui AD terjadi pada Minggu (8/1/2023). Tepatnya, saat kedua orang tua AD sedang berjualan di warung, sehingga tidak mengetahui anaknya melakukan pembunuhan.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI