Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri belum juga mendeklarasikan calon presiden yang akan maju dalam Pilpres 2024 di acara HUT ke-50 PDIP, Selasa (10/1/2023) kemarin.
Hal ini lantas disorot oleh pengamat politik Jhon Sitorus. Ia menilai bahwa hal tersebut merupakan kode jika Megawati akan menunjuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju dalam kontestasi mendatang.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Jhon Sitorus melalui akun Twitter pribadinya @Miduk17.
"Tindakan bu Mega utk menunda deklarasi Capres hari ini semakin meyakinkan publik jika pilihannya hanya pada Ganjar Pranowo, bukan Puan," tulisnya seperti dikutip Suara.com pada Rabu (11/1/2023).
Jhon Sitorus lantas menduga jika Megawati sengaja menunda pendeklarasian agar Ganjar Pranowo bisa fokus dalam mengemban tugas dan kewajibannya sebagai gubernur. Pasalnya, pada bulan September mendatang, Ganjar bakal segera lengser dari jabatannya.
"Kenapa? Karena Bu Mega ingin memastikan pak Ganjar fokus mengurus Jawa Tengah sebelum masa bakti selesai hingga September 2023," ujarnya.
Dalam cuitannya, Jhon Sitorus juga menerangkan jika saja pentolan partai berlambang banteng tersebut memilih Puan Maharani, maka HUT ke-50 PDI Perjuangan merupakan momen yang paling pas untuk Megawati mendeklarasikan putrinya.
"Andai Bu Mega memilih Puan sebagai penerus Jokowi, maka hari ini adalah momentum terbaik deklarasi Puan mengingat ini adalah usia emas PDI-P," terang Jhon Sitorus.
"Apalagi Puan adalah ketua DPR RI, di mana tugasnya tak seberat eksekutif. Tak ada beban pasca deklarasi," sambungnya.
Cuitan ini pun sontak saja menarik perhatian dari netizen. Dalam komentarnya, netizen menyebut jika pemikiran Jhon Sitorus ini masuk akal.
"Kira-kira yang bakal jadi lawannya siapa? Yang beneran jadi capres loh, jangan sebatas bakal calon," kata netizen.
"Sepertinya begitu semoga GP yang diusung Mbakyu Megawati, karena hanya itu yang ada. Jadi harapan rakyat diprediksi GP maju satu kali putaran yang lain njengkang," imbuh netizen lain.
"Pilihannya Pak GP, feeling. Harus tetap satu komando untuk Indonesia," ujar netizen lain.
"Setuju dengan analisisnya, masuk akal. Semoga benar ya," tambah netizen lain.
"Asumsi yang menarik," komentar netizen lainnya lagi.