Suara.com - Teka-teki calon presiden atau capres yang akan diusung PDI Perjuangan pada Pilpres 2024 mendatang hingga kini belum terjawab. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum juga mengungkap pilihannya.
Sementara partai dan tokoh politik lainnya sudah ada yang jelas-jelas mengusung nama bakal calonnya untuk bertarung di Pilpres 2024. Di antaranya gabungan koalisi Partai NasDem, Demokrat dan PKS yang sepakat mengusung Anies baswedan.
Di lain pihak, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga telah menyatakan siap kembali maju sebagai calon presiden dan didukung pula oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sementara PDIP belum juga menentuka sebuah nama. Hingga kini, memang ada dua nama yang mencuat di internal PDIP, yakni Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas tinggi, serta Puan Maharani sebagai pewaris tunggal trah Soekarno.
Baca Juga: Geger Anies Baswedan Setor Rp500 Miliar ke FPI, Ketahuan Mahfud MD, Benarkah?
Tradisi ziarah ke makam Bung Karno
Terkait dengan teka-teki capres PDIP, Megawati Soekarnoputri memiliki sejumlah tradisi khusus yang kerap ia lakukan sebelum mengumumkan capres yang akan diusung.
Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Harsto Kristiyanto, sebelum mengambil keputusan penting, Megawati biasanya melakukan ziarah ke makam Soekarno di Blitar.
"Ibu ketua umum sudah banyak lakukan dialog dan biasanya juga dari ibu sebelum mengambil keputusan, biasanya mendengarkan, mempertimbangkan dari ribuan kali seluruh proses yang ada, terhadap calon-calon yang ada, terus dialog terus menurus, ketempat Bung Karno di Blitar, setelah itu biasanya baru diumumkan," kata Hasto Kristiyanto pada awak media, Senin (9/1/2023).
Hal itu terlihat ketika jelang pengumuman Joko Widodo sebagai calon presiden PDIP pada Pilpres 2014 lalu.
Saat itu, Jokowi yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tiba-tiba diajak Megawati untuk berziarah ke makam Soekarno di Blitar, Jawa Timur pada Rabu (12/3/2014).
Tak lama setelah itu, Megawati mengumumkan pada khalayak bahwa partainya mengusung Jokowi sebagai capres dari PDIP untuk bertarung di Pilpres 2014.
Hasto mengatakan, nyekar atau berziarah ke makam Soekarno adalah tradisi yang selalu dilakukan PDI Perjuangan dalam setiap momen penting yang akan dilewati partai tersebut.
"Hal ini ditempatkan sebagai bagian dari kesadaran organisasi kepartaian, bahwa pemilu merupakan momentum untuk meneguhkan kembali perjalanan bangsa Indonesia agar semakin mendekatkan diri pada cita-cita kemerdekaan," ucap Hasto.
"Tradisi ini juga berakar dari patriotisme dan nasionalisme Bung Karno yang dengan rela mengorbankan dirinya untuk bangsa dan negara Indonesia," sambungnya.
Kejutan di HUT ke-50 PDI Perjuangan
Tradisi lain yang sudah pernah beberapa kali dilakukan oleh PDIP dan Megawati Soekarnoputri adalah memberikan kejutan pada perayaan HUT partai yang jatuh setiap tanggal 10 Januari.
Hasto mengatakan, setiap perayaan hari ulang tahun, PDIP selalu menyiapkan sebuah kejutan untuk publik.
Seperti halnya yang dilakukan Megawati pada 2019 lalu, d imana ketika itu Ketum PDIP tersebut memberikan kejutan dengan mengumumkan Jokowi untuk maju sebagai presiden di periode kedua.
"Setiap HUT kita merancang dengan baik, ada element of surprise yang selalu ditampilkan. Apalagi kan Ibu Megawati sering menampilkan kejutan-kejutan di dalam peringatan HUT partai, Rakernas," ucap Hasto.
Apakah tahun ini Megawati juga akan memberikan kejutan pada puncak perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan yang jatuh pada Selasa (10/1/2023)? Hasto menyatakan, Megawati dipastikan akan menyempaikan hal yang mengejutkan.
Meski begitu ia masih merahasiakan kejutan besar apa yang akan diumumkan Megawati pada perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan.
Kontributor : Damayanti Kahyangan