Suara.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menanggapi soal Koalisi Perubahan yang belum kunjung deklarasi.
Ia menilai bahwa koalisi yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu belum menemukan titik terang mengenai siapa calon wakil presiden yang akan berduet dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Menurutnya, posisi cawapres ini masih menjadi hal yang diperebutkan oleh PKS dan Demokrat karena dua partai tersebut juga ingin mengajukan nama, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ahmad Heryawan.
Jika dalam situsi seperti ini, Qodari menilai nantinya pilihan akan jatuh ke tokoh nonpartai, bukan dari Demokrat dan PKS.
Qodari mengatakan bahwa Chairul Tanjung menjadi tokoh nonpartai yang bisa dipertimbangkan.
Meski bukan kader dari dua partai yang berkoalisi dengan NasDem, CT dianggap memiliki kedekatan dengan Demokrat dan PKS. Terlebih, NasDem terkesan seperti mencari pendamping Anies yang bukan berasal dari parpol.
"Saya kira nama CT bisa jadi akan diterima oleh NasDem karena bukan dari parpol. Di luar CT, saya nggak tahu siapa yang bisa diterima. Karena disebut juga oleh NasDem nama Andika Perkasa, tetapi saya nggak tahu hubungan Andika dengan Demokrat atau PKS, apakah bisa diterima atau tidak," ujar Qodari.
Senada dengannya, pendiri Lembaga Survei Kedai KOPI Hendri Satrio juga beranggapan belum tentu AHY menjadi pendamping Anies karena masih harus dipertimbangkan oleh PKS dan NasDem, beda halnya jika NasDem menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Anies.
"Kalau mengacu apa yang dikatakan Surya Paloh bahwa siapapun wakilnya tergantung Anies, maka akan oke saja. Akan bisa tuh AHY mendampingi Anies," kata Hensat.
Baca Juga: Geger Anies Baswedan Setor Rp500 Miliar ke FPI, Ketahuan Mahfud MD, Benarkah?
Apabila benar terjadi, Anies dan AHY dinilai berpeluang besar, belajar dari Jusuf Kalla menjadi wapres, yakni memiliki kekuatan elektoral dan finansial.